Sayangnya, alumnus Institut Teknologi Medan (ITM) itu menyebutkan, saat ini muncul trend ketokehan lebih dipilih dibanding ketokohan. Padahal, sebaiknya memilih pemimpin itu didasarkan kriteria bukannya dana.
Dan peran untuk mengedukasi pemahaman politik itu diharapkan dilakukan para pemuda melalui organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga pengkajian lainnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Bapera Labura Baginda Anshari Sinaga. Pemuda menurutnya merupakan agent of change dan perlu berkiprah aktif dalam mengawal dan menentukan kebijakan demi kebaikan masyarakat.
"Sayangnya kita melihat kegiatan diskusi seperti ini masih minim di Labura. Kaum pemuda lebih banyak terjebak dengan pola hedonisme dan tentunya ini merugikan kita," jelasnya.
Ketiga narasumber sepakat kegiatan diskusi atau pertemuan seperti itu lebih sering dilakukan. Dan kalau bisa tempatnya juga dapat berpindah dan jika temanya bersifat lokal maka dapat dilaksanakan di kecamatan terkait.
Acara yang disponsori Majelis Coffe dan Komunitas Milenial Labura (Komil) serta Warta mendapat tanggapan dari sejumlah aktivis dan tokoh pemuda Labura yang hadir seperti Sekretaris Karang Taruna Nopa Aditya, Ketua PA GMNI Januardo Purba dan owner Majelis Coffe H Hasbi Rambe Lc.
Pemilu 2024 momentum pemuda tentukan pemimpin terbaik
Minggu, 21 Mei 2023 11:40 WIB 2829