Sedangkan produksi pigmen melanin orang-orang berkulit putih cenderung lebih sedikit, sehingga saat kena panas, melanin yang melindungi tidak bisa maksimal. Ketika terkena panas, (kulit) mereka cenderung merah dan terbakar.
Darmaputra juga menyarankan masyarakat agar menjaga kesehatan kulit saat cuaca panas ekstrem, yakni dengan menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi dan menghindari keluar rumah saat matahari sedang terik apabila memang tidak diperlukan.
"Selain itu, masyarakat juga disarankan agar rutin menggunakan tabir surya (sunscreen)," kata dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir.
BMKG Yogyakarta bahkan memprakirakan suhu udara panas yang terasa di Daerah Istimewa Yogyakarta akan bertahan hingga pertengahan Mei 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Kulit sawo matang dan gelap lebih tahan cuaca panas ekstrem