Madina (ANTARA) - Bagas Godang Kelurahan Huta Godang Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut) meraih juara tiga Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2022 untuk kategori Kampung Adat di Indonesia.
Sedangkan, juara pertama adalah Hatu Rutui Kota Ambon dan juara kedua diraih Kampung Adat Pesemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang.
Prestasi itu diumumkan saat malam puncak API Award 2022 di Banda Aceh, Aceh, pada Jumat (25/11).
API ini sendiri merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia.
Sedangkan penyelenggaraan API itu bertujuan untuk mendorong peran serta berbagai pihak, baik Masyarakat, pihak industri/swasta maupun pemerintahan-pemerintahan daerah dari Provinsi, Kabupaten, dan Kota, dalam mempromosikan pariwisata serta mengembangkan ekonomi kreatif secara langsung, nyata dan masif di masing-masing daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Mandailing Natal, Ahmad Yasir Lubis yang dikonfirmasi ANTARA, Jumat (2/12) menyampaikan, ada dua objek wisata yang diajukan dalam ajang anugerah pariwisata Indonesia tahun 2022 itu, yakni danau Saba Begu di Desa Sopotinjak Kecamatan Batang Natal dan Bagas Godang Huta Godang di Kecamatan Ulu Pungkut.
"Pada waktu pendaftaran bulan Februari yang lalu ada dua objek wisata yang kita ajukan, yang pertama adalah danau Saba Begu di Desa Sopotinjak Kecamatan Batang Natal. Dan, yang kedua adalah Bagas Godang Huta Godang di Kecamatan Ulu Pungkut. Namun, yang masuk juara nasional hanya Bagas Godang. Sedangkan, danau Saba Begu cuma masuk enam besar saja," katanya.
Kata dia, ada beberapa motivasi mengusulkan Bagas Godang Huta Godang tersebut ke ajang API 2022.
Yang pertama adalah masih adanya keterikatan, dan pengaruh keberadaan Bagas Godang ke adat istiadat dan budaya di sekitaran Bagas Godang utamanya di Kecamatan Ulu Pungkut.
Yang kedua adalah, secara arsitektur Bagas Godang Huta Godang pada saat diusulkan masih mengandung komponen yang asli.
Yang ketiga, keberadaan Bagas Godang memberikan pengaruh besar hubungan sosial budaya masyarakat dan patriotisme masyarakat pada masa perjuangan serta munculnya tokoh-tokoh besar dari Bagas Godang itu, contohnya Mangaraja Junjungan Lubis, Gubernur Sumatera Utara keenam.
Yasir menyebut, prestasi yang diraih ini tidak terlepas dari dukungan dari semua pihak termasuk pihak keluarga Bagas Godang, Huta Godang, pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Madina, HM Ja'far Sukhairi Nasution dan Wakil Bupati, Atika Azmi Utammi Nasution.
Atas capaian prestasi itu kata Yasir pihaknya akan menindaklanjutinya dengan pembangunan kawasan agrowisata, budaya dan sejarah di Kecamatan Ulu Pungkut yang dimulai pada tahun 2023 mendatang yakni dengan membangun sarana dan prasarana pendukung wisata di sekitar Bagas Godang.
"Selain itu, kita juga akan mengupayakan rehabilitasi bangunan peninggalan sekolah rakyat (HIS kotanopan) yang ada di sekitaran Bagas Godang menjadi museum untuk menampung benda-benda peninggalan sejarah dari masa kolonialisme Belanda sampai pada masa perjuangan dan pada masa revolusi. Apalagi SR ini juga diketahui sebagai sekolahnya Jenderal Besar Abdul Haris Nasution," jelasnya.
Menurut dia, dengan dibangunnya sejumlah fasilitas tersebut akan meningkatkan daya tarik para wisatawan berkunjung ke desa itu, apalagi nantinya konsep pariwisata yang suguhkan di Ulu Pungkut berbasis budaya, agro wisata dan sejarah.
"Sisi budayanya nanti para wisatawan yang berkunjung akan disuguhkan dengan penampilan seni budaya. Untuk agro wisatanya adalah wisata kopi Mandailing. Disana kan banyak kebun-kebun kopi masyarakat," tambahnya.
Selanjutnya adalah dengan memanfaatkan sungai Batang Pungkut untuk olah raga arung jeram dan tubing yang mana lokasinya dimulai dari Desa Huta Padang sampai Kelurahan Huta Godang tepatnya di sampuran Aek Sinabuan.
Kemudian inisiasi terhadap pemanfaatan pasar wisata dengan memanfaatkan pasar yang ada di Desa Habincaran. Disini nanti direncanakan menjadi pusat penjualan hasil kerajinan masyarakat dan UMKM masyarakat yang ada di kecamatan itu. Dan, di Desa Alahan Kae direncanakan sebagai sentra home stay berbasis kearifan lokal.
"Kita meyakini dengan meningkatnya kunjungan wisatawan itu dapat meningkatkan perekonomian warga dan Pendapatan Asli Daerah," harap Yasir.