Peristiwa tersebut membuat keprihatinan warga China setelah sebelumnya terjadi kasus tewasnya bayi berusia tiga tahun di Provinsi Gansu yang gagal mendapatkan perawatan memadai akibat ketatnya protokol kesehatan antipandemi COVID-19.
Otoritas Kota Hohhot akan mengoptimalkan sistem pertolongan pertama, pengaturan kawasan permukiman, dan sanksi terhadap pihak terkait, demikian media China, Senin.
Sebelumnya potongan video beredar luas di media sosial China yang menggambarkan seorang perempuan meratap di sisi jasad perempuan yang berada di balik pembatas area permukiman yang di-lockdown karena termasuk zona berisiko tinggi COVID-19.
Banyak warganet yang mempersoalkan kebijakan karantina dan kemampuan aparat lokal dalam mengatasi situasi darurat.
Tim investigasi dari kantor pencegahan dan pengendalian epidemi Kota Hohhot, Minggu (6/11), merilis bahwa permukiman tempat tinggal korban berusia 55 tahun itu ditetapkan sebagai daerah berisiko tinggi pada 26 Oktober dan sejak saat itu pula di-lockdown.
Pintu gerbang bangunan disegel dan hanya bisa dibuka dari luar.
Otoritas setempat menyatakan bahwa korban bermarga Wang didiagnosis mengalami gangguan mental sejak Juni 2019.
Anak perempuan Wang yang tinggal bersamanya menghubungi aparat lingkungan pada Jumat (4/11) pagi karena ada masalah pada kejiwaan ibunya. Saat ditawari ambulans, Wang menolak. Sore harinya ditawari hal yang sama, tapi juga ditolak.
Putri Wang lainnya dari Provinsi Hainan juga menghubungi Pusat Gawat Darurat Hohhot, tapi juga menolak saat ditawari ambulans. Hasil asesmen otoritas setempat menyatakan bahwa Wang bukan termasuk penderita penyakit kritis.
Pada pukul 18.04 waktu setempat (17.05) WIB, kamera CCTV di lokasi permukiman itu merekam Wang jatuh dari lantai 12.
Polisi tiba di lokasi kejadian pada pukul 18.15. Dua unit ambulans datang menyusul pada pukul 18.39 dan korban dinyatakan tewas, demikian otoritas Hohhot.
Hasil investigasi menemukan pihak pengelola permukiman terkesan lamban dan tidak efektif dalam bertindak.
Otoritas setempat menyatakan bahwa pihak pengelola tidak mendatangi rumah korban untuk mengambil tindakan yang tepat dalam mencegah tragedi itu dan tidak melaporkan situasi darurat kepada pihak berwenang.
Sebelumnya dalam kasus kematian bayi berusia tiga tahun juga membuat Pusat Gawat Darurat Kota Lanzhou, Provinsi Gansu, menurunkan tim investigasi.
Bayi tersebut mengalami keracunan karbon monoksida bersama ibunya pada Selasa (1/11). Namun nyawa bayi tersebut tidak tertolong karena keterlambatan mendapatkan perawatan akibat tidak mendapatkan akses ambulans menuju rumah sakit.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perempuan ditemukan bunuh diri di permukiman "lockdown" di China