Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, membiarkan pohon trembesi tetap tumbuh subur serta menjadi bagian dari ruang terbuka hijau dan cagar budaya di Lapangan Merdeka.
"Seluruh pohon trembesi, satu pun tidak ada yang terganggu, dalam proyek revitalisasi Lapangan Merdeka," ujar Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Kota Medan, Endar Sutan Lubis di Medan, Selasa.
Kegiatan revitalisasi lapangan bersejarah ini, tegas dia, tidak akan mengorbankan sebatang pohon trembesi di sekeliling Lapangan Merdeka seluas 4,88 hektare.
Diketahui, Presiden Joko Widodo mencanangkan revitalisasi Lapangan Merdeka Medan merupakan salah satu upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7).
Pekerjaan revitalisasi Lapangan Merdeka hingga kini masih sesuai jadwal di September tahun ini progres mencapai enam persen dengan deviasi 0,4 persen atau masih dalam ambang batas toleransi.
Pemkot Medan menyebutkan revitalisasi dilakukan bertahap, di antaranya dengan anggaran Rp97,5 miliar APBD Kota Medan dan Rp100 miliar Pemprov Sumatera Utara untuk pengerjaan tahap awal.
"Kalau pohon trembesi memang dari dulu sudah ada di sekitar Lapangan Merdeka. Satu pun tidak ada yang terganggu. Tidak boleh," tegas Endar.
Dr Phil Ichwan Azhari, sejarawan Universitas Negeri Medan menyebut bahwa pohon-pohon trembesi yang mengelilingi Lapangan Merdeka Medan didatangkan dari Amerika Latin oleh Belanda.
"Kota ini didesain bergaya Eropa. Ada bank, hotel, kantor pos dan balai kota di depannya itu alun-alun Esplanade atau Lapangan Merdeka," katanya.