Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan terus memperbanyak pelaksanaan pasar murah untuk membantu masyarakat mendapatkan berbagai kebutuhan dengan harga terjangkau sekaligus menekan inflasi.
"Diakui harga bahan pokok tren menguat yang antara lain didorong masalah global. Pasar murah dinilai menjadi salah satu solusi membantu masyarakat sekaligus menekan inflasi," ujar Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di Medan, Minggu.
Kalau selama ini pasar murah cenderung dilakukan saat menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal/Tahun Baru, maka ke depannya lebih diperbanyak.
Seperti acara Bazar dan Pasar Murah Pemprov Sumut yang bekerja sama dengan BUMN memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Lapangan Astaka, Deliserdang sejak Sabtu.
Di pasar murah itu, harga minyak goreng premium dijual seharga Rp20.000 dari harga di pasar saat ini sebesar Rp22.600 per liter.
Kemudian gula putih dijual seharga Rp12.500 dari harga pasar Rp13.500 per kg.
Ada pun beras premium dijual seharga Rp12 000 dari harga pasar Rp12.500 per kg.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut, Doddy Zulverdi mengatakan, ekonomi Sumut pada triwulan II 2022 terhadap triwulan II 2021 sudah bertumbuh sebesar 4,70 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi atau sebesar 12,10 persen terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,70 persen itu, Provinsi Sumut memberikan kontribusi terhadap PDRB di Pulau Sumatera sebesar 22,54 persen.
Sumbangsih Sumut sedikit lebih rendah si bawah Provinsi Riau yang sebesar 23,69 persen," katanya.
Menurut dia, agar pertumbuhan ekonomi terus terjaga baik, maka inflasi harus dikendalikan..
"Memang bukan kerja mudah, tetapi harus dilakukan secara bersama khususnya melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)," katanya.