Medan (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara mengevakuasi satu individu orangutan sumatera (Pongo abelii) di areal perkebunan milik PT Perkebunan Inti Sawit Subur (PISS) Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
"Satwa liar orangutan berhasil dievakuasi setelah terlebih dahulu ditembak bius oleh tim medis dari BBKSDA Sumut dan YOSL-OIC, pada Selasa (31/5) sekira pukul 12.58 WIB," kata Humas BBKSDA Sumut Andoko Hidayat dalam keterangan tertulis diterima di Medan, Kamis (2/6).
Andoko menyebutkan hasil identifikasi orangutan berusia 12 tahun, jenis kelamin betina, kondisi sehat, hanya sedikit kurus diduga akibat kekurangan pakan selama di areal perkebunan.
Baca juga: BBKSDA Sumut terima satu individu orangutan Sumatera dari Jabar
Tidak ditemukan luka fraktur atau bekas tembakan senapan angin pada bagian satwa tersebut.
Perilaku orangutan masih liar sehingga tim bersama pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser sepakat untuk segera melepasliarkan satwa itu di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser di kawasan hutan restorasi Resort Cinta Raja 3.
"Sebelum pelepasliaran dilakukan pemasangan tagging berupa microchip dan pemberian vitamin," ucapnya.
Ia mengatakan dengan berhasilnya melakukan pertolongan serta translokasi, berarti tinggal satu individu orangutan lagi yang masih berkeliaran di areal perkebunan, sebagaimana laporan manajemen PT PISS.
"Untuk itu akan dilakukan pemantauan guna memastikan keselamatan orangutan tersebut, dan direncanakan tim akan kembali ke lokasi pada Senin (6/6)," ujar Andoko.
Ia menjelaskan, sebelumnya pada Rabu (25/5) Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat menerima laporan dari manajer kebun PT PISS tentang keberadaan dua individu orangutan sumatera yang terpantau di areal kebun milik PT PISS di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.'
Keberadaan orangutan tersebut sebenarnya sudah lama terdeteksi, tapi kesulitan dalam identifikasi lokasi karena satwa ini selalu berpindah-pindah, termasuk di areal kerja PT PISS yang belum dikelola.
"Kemudian tim gabungan terdiri dari petugas BBKSDA Sumut, lembaga mitra kerja sama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC) sert dari pihak perkebunan PT PISS," katanya.
Humas BBKSDA menambahkan, tim melakukan identifikasi lokasi, memantau pergerakan orangutan dan membuat rencana emergency rescue mengingat kondisi tutupan tidak layak untuk habitat orangutan serta cukup jauh dari kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser dengan jarak terdekat 3 km.
"Dikhawatirkan keberadaan orangutan di dalam areal perkebunan akan membahayakan satwa tersebut, karena berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat serta karyawan kebun," kata Andoko.