Medan (ANTARA) - Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sumatera Utara melalui Program Studi Ilmu Komputer melakukan diskusi ilmiah dengan tema “Mengenal Kebencanaan di Sumatera Utara Berdasarkan Multibencana Geo-Hidrometerologi Berbasis AI”.
"Kegiatan kuliah tamu praktisi mengajar di Kampus ini, dilakukan secara daring dengan memberikan pemahaman kepada civitas Fakultas Ilmu Komputer baik dosen dan mahasiswa dalam penggunaan Artificial Intelengence (AI) untuk Mengenal Kebencanaan Geo Hidrometeorologi di Sumatera Utara," sebut Ketua Program Studi Ilmu Komputer, Dr. Amalia.
Amalia menjelaskan topik kebencanaan geo-hidrometeorologi di Sumatera Utara diharapkan dapat memberi gambaran kepada dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan penelitian dan pengabdian di lingkungan program studi untuk kolaborasi dan bersinergi dengan BMKG.
Untuk itu kita mengundang narasumber dari BMKG, sebagai praktisi.
Dalam diskusi ilmiah ini, Dr. Marzuki Sinambela menjelaskan pemahaman kebencanaan geo-hidrometeorologi di Sumatera Utara penting untuk di kenalkan secara detail.
Hal ini menggambarkan bahwa kebencanaan geo-hidrometeorologi di Sumatera Utara dapat bersumber dari aktivitas gempa bumi, cuaca ekstrim, longsor dan banjir.
Baca juga: Dana Abadi belum begitu penting dan bisa jadi ajang korupsi baru
Pengetahuan akan bencana ini akan mendorong akademisi dan mahasiswa untuk dapat melakukan kolaborasi untuk penelitian dan pengabdian dengan BMKG sebagai lembaga pemerintah yang memiliki tugas pokok di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Pemanfaatan layanan data BMKG diharapkan dapat dijadikan inovasi penelitian bagi mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman bencana geo-hidrometeorologi di lingkungan masyarakat.
Pengetahuan bencana geo-hidrometeorologi akan memberikan dampak pada pengurangan risiko bencana di Sumatera Utara.
Penggunaan teknologi Artificial Intelegence (AI) dalam bencana geo-hidrometeorologi menjadi inovasi dalam kunci dari pengurangan risiko bencana, untuk itu diperlukan kolaborasi yang bersinergi dari banyak pihak, seperti dengan perguruan tinggi.
Pengetahuan kebencanaan geo-hidrometeorologi tidak diberikan untuk membuat ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat, tetapi sebagai langkah kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang harus di ciptakan agar masyarakat dapat hidup harmonis dengan alam.
“Kita harus optimis, setiap bencana geo-hidrometeorologi yang terjadi pasti ada solusi, bencana di Sumatera Utara selalu unik, pengaruh yang ditimbulkan juga berbeda, tidak ada yang pernah siap ketika bencana terjadi, tapi kita bisa lebih siap dari hari yang kemarin, kita akan lebih siap besok dari pada hari ini," katanya.