Deliserdang (ANTARA) - Pembelajaran sistem blended learning dengan penerapan protokol kesehatan ketat menjadi perioritas utama di Unit pelaksana Tenis Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah UPT SPF SMP Negeri 2 Pancur Baskami Br Ginting S. Pd menjawab ANTARA ditanya soal belajar tatap muka di situasi lonjakan kasus COVID-19.
"Sejak diberlakukan pembelajaran tatap muka sampai dengan sekarang, protokol kesehatan jadi perioritas utama dengan menerapkan siswa saat masuk ke sekolah lebih dulu dicek suhu lalu mencuci tangan. Kemudian di dalam kelas mengikuti pelajaran menggunakan masker," ujar Baskami, Jumat (11/2).
Baskami menerangkan, pembelajaran blended learning merupakan sebuah kombinasi pengajaran langsung dan daring, tapi lebih dari pada itu sebagai elemen interaksi sosial.
Manfaat dari penggunaan blended learning dalam dunia pendidikan saat ini adalah memberikan fleksibilitas memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.
"Jumlah murid di UPT SPF SMP Negeri 2 Pancur Batu 668 orang. Sistem pembelajarannya Kelas VII di bagi dua kelompok A dan B. Begitu juga kelas VIII dan IX," terangnya.
Dalam seminggu, sebut Baskami Kelas VII, VIII dan IX mendapatkan jadwal belajar tatap muka dan daring sebanyak tiga kali.
Kelas VII kelompok A jadwal belajar tatap muka di hari Senin, Rabu dan Jumat dengan jumlah murid 16 orang. Sedangan untuk daring Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Sedangkan kelompok B belajar tatap muka hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Daring Senin, Rabu, Jumat.
"Metode itu juga dilakukan kelas VIII dan XI. Sistem pembelajaran ini terus dimaksimalkan, agar belajar mengajar lebih efektif," sebutnya.
Guna menudukung proses belajar mengajar tetap berjalan kondusif di situasi pandemi COVID-19, guru dan murid telah menerima vaksin.
"Dari jumlah 668 orang, murid sudah divaksin I dan II 625. Kalau guru yang berjumlah 58 seluruhnya telah menerima vaksin dosis lengkap. Sementara siswa-siswi belum sama sekali sekitar 43 orang," pungkasnya.