Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana rumah sakit untuk menghadapi potensi lonjakan pasien COVID-19.
"Jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400.000 unit, 30 persennya sekitar 120.000 unit kita dedikasikan untuk COVID-19," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers terkait PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin siang.(3/1)
Budi mengatakan jumlah tempat tidur perawatan pasien yang saat ini terisi berjumlah 2.400 hingga 2.500 unit. Artinya masih tersisa lebih dari 110.000 unit yang sebelumnya sudah alokasikan untuk COVID-19.
Baca juga: Vaksinasi lansia 11 daerah di Sumut masih di bawah 60 persen
Berdasarkan pengalaman lonjakan pasien COVID-19 yang terjadi pada Juli 2021, kata Budi, kebutuhan oksigen perawatan pasien melonjak hingga 2.200 ton per hari dari kebutuhan normal berkisar 700 ton per hari.
"Sekarang persiapannya sesudah puncak Juli kemarin, kita sudah mendatangkan 16.000 oksigen konsentrator yang kita kirim ke seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia, terutama yang akses oksigennya susah," katanya.
Menurut Budi jumlah itu setara dengan 800 ton oksigen per hari. "Tinggal dicolokin listrik dia bisa mengeluarkan oksigen. Kita juga sudah menerima dan sekarang sedang memasang 70 persen sudah selesai. Ini oksigen yang besar yang bisa menyuplai satu rumah sakit dan juga bisa buat pengisi tabung," katanya.
Berikutnya terkait dengan persiapan di rumah sakit, Budi memastikan kebutuhan obat-obatan bagi pasien COVID-19 telah berdatangan ke Indonesia.
"Hari ini kita akan kedatangan Molnuvirapir dari produsen di luar negeri. Jadi kita sudah simpan dulu, kalau nanti ada apa-apa kita sudah siapkan obatnya," katanya.
Budi mengatakan Molnuvirapir terbukti bisa mengurangi laju masuknya pasien ke rumah sakit untuk orang-orang yang terkena COVID-19 dengan saturasi masih di atas 94 persen.
Budi berpesan agar masyarakat selalu disiplin pada protokol kesehatan serta segera memperoleh vaksin demi mencegah lonjakan kasus di Tanah Air.
"Yang penting memang protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan baik, pakai masker itu harus," katanya.
Hal lainnya yang juga perlu diterapkan adalah penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai teknologi digital dalam pengawasan COVID-19 di Indonesia.
"Karena dengan itu (PeduliLindungi) kita bisa lacak. Ini ada satu orang transmisi lokal dari Medan kita tahu dalam lima hari mereka jalan-jalan ke mall mana saja dengan cepat. Dalam tiga sampai empat hari mereka jalan ke enam mall kita tahu, restorannya di mana kita bisa langsung tes di sana," katanya.