Tapanuli Tengah (ANTARA) - Capaian vaksinasi di Kabupaten Tapanuli Tengah sudah 55,12 persen dari target 70 persen. Untuk mengejar target yang sisa, Polda Sumatera Utara menurunkan tim ke Tapteng untuk mengatur strategi agar target 70 persen dapat tercapai sampai tanggal 20 Desember 2021 nanti.
Demikian disampaikan Direktur Narkoba Polda Sumatera Utara Kombes Pol C. Wisnu SIK bersama dengan Kapolres Tapteng AKBP Jimmy Chirstian Samma pada acara Akselerasi Vaksinasi di Tapteng, Kamis (9/12) yang digelar di PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Diungkapkan Wisnu, untuk jajaran Polres se-Sumatera Utara baru 4 Polres capaian vaksinasinya di atas 80 persen. Dan 10 Polres capaian vaksinya di atas 70 persen. Sedangkan untuk Polres Tapteng baru di angka 54 persen.
Baca juga: Launching destinasi wisata Jembatan Hamzah Al Fansuri Barus sukses dan meriah
"Untuk itulah kami ditugaskan Bapak Kapolda Sumatera Utara ke Tapteng ini untuk mencari strategi mengejar capaian vaksin 70 persen," ungkapnya.
Dia juga memaparkan data pencapaian vaksin di wilayah hukum Polres Tapteng. Untuk target 100 persen maka jumlah warga yang divaksin sebanyak 283.884 orang. Sedangkan untuk target 70 persen, jumlah warga yang divaksin sebanyak 198.719 jiwa. Dan saat ini jumlah warga Tapteng yang sudah tervaksin sudah 154.834 orang, dan kekurangannya masih ada 43.885 orang lagi.
Untuk mengejar kekurangan itu, Polres Tapteng sudah memetakan target capaian untuk 12 hari ke depan, dengan target sebanyak 3.657 orang per hari.
“Kita targetkan 12 hari ke depan kekurangan itu dapat kita capai. Karena di atas tanggal 20 Desember nanti masyarakat sudah sibuk dengan kegiatan Natal. Jadi, harapan kita di sisa waktu 12 hari ini, target 43.885 itu sudah harus tercapai. Dengan demikian capaian 70 persen warga Tapteng tervaksin sebagaimana ditargetkan Pemerintah Pusat sudah tercapai,” ucap perwira melati tiga itu.
Masih menurut Wisnu, dengan ketersediaan 25 Puskesmas di Tapteng ditambah dengan 3 Faskes dari Polres Tapteng, maka capaian target per hari untuk masing-masing Puskes dan Faskes hanya 131 orang per hari untuk divaksin.
Dia yakin, dengan kerja sama yang baik dan saling mendukung, maka target itu dapat terwujud.
“Artinya, dengan satu orang saja membawa dua orang warga untuk divaksin, maka jumlah 131 orang per hari untuk masing-masing Puksesmas dan Fasked dapat dikejar. Dan itu bukan hal yang sulit kalau kita mau kerja sama,” tandasnya.
Sedangakan untuk ketersediaan vaksin kata Wisnu masih mencukupi. Di mana masih ada sisa 48.032 dosis. Pun demikian perlu diperhitungkan juga untuk kebutuhan vaksin dosis kedua-nya.
“Perlu dihitung dengan cermat baik itu untuk dosis pertama dan dosis kedua. Di mana dengan ketersedian vaksin sebanyak 48.032 dibagai 12 hari waktu pelaksanaan, maka ada 4.025 dosis yang harus disuntikkan per hari. Dari 4.025 dosis ini dibagi jumlah Puskes dan Faskes sebanyak 28, maka per harinya harus ada 144 dosis vaksin yang disuntikkan. Dan itu bukan hal yang sulit, kalau kita mau keroyokan mengerjakannya,” sebut Wisnu lagi.
Dari hasil temuan di lapangan, sambungnya, capaian per Faskes itu belum terpenuhi, karena mobilisasi massa yang masih kurang, ditambah tidak didatanya warga yang menolak divaksin.
Seharusnya menurut Wisnu, warga yang menolak divaksin itu didata, sehingga ada data yang konkrit.
Selain itu juga, mereka masih menemukan petugas Faskes atau vaksinator masih ragu-ragu dan kurang dapat memberikan keyakinan kepada peserta yang akan divaksin ketika ada keluhan penyakit mereka. Sehingga peserta gagal divaksin.
“Kemarin kami sudah turun ke lapangan bersama dengan AKBP dr. Nelson Situmorang. Ketika Pak Nelson memberikan penjelasan terkait kendala dan penyakit yang dikeluhkan warga, akhirnya warga dapat memahami dan mau divaksin. Artinya, petugas vaksinator baik yang di Puskes dan Faskers harus dapat memberikan penjelasan dan menyakinkan masyaraka yang ragu dengan vaksin khususnya bagi warga yang memiliki penyakit komorbit,” tandasnya.
Dia pun meminta pendataan yang akurat dan peta data masyarakat yang sudah divaksin dan belum, baik itu per kecamatan, kelurahan, desa, RT dan RW atau Dusun.
Untuk mengejar capaian itu menurut Wisnu, langkah yang harus dilakukan adalah mengerahkan seluruh aparat baik TNI Polri dan Pemda (Aparat Desa) untuk mobilisasi massa dengan menggalakkan door to door, melakukan razia vaksin, memberikan pelatihan terhadap tim screening. Membentuk tim relawan vaksinator. Meminta Disdukcapil untuk memetakan sebaran vaksinasi. Memberdayakan RT/RW dan Kadus untuk dapat mendata warga yang belum vaksin.
Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani yang turut hadir dalam acara itu mengucapan terima kasih atas dukungan dari Kapolda Sumut dan Polres Tapteng. Bupati meminta kepada aparatnya untuk komit mendukung program capaian target vaksinasi di Tapteng.
Bupati juga meminta kepada Polisi (Polres) ketika aparatnya (Pemerintah) bertindak tegas kepada warga yang tidak mau divaksin, jangan dipidanakan. Hal itu perlu disepekati agar tindakan tegas itu bisa diterapkan kepada masyarakat.
“Banyak kita temukan di lapangan ketika dilakukan tindakan tegas dari aparatur kita, justru aparatur kita itu dilaporkan dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia dan lain sebagainya lah. Artinya perlu kita sepakat dalam menegaskan aturan ini. Jangan karena laporan dan pengaduan masyarakat aparat kami jadi dipidana, padahal tujuannya baik agar warga mau divaksin,” tandasnya.
Acara Akselerasi Vaksinasi di Tapteng ini juga dihadiri camat se-Tapteng, para Pimpinan OPD, aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda.