Medan (ANTARA) - Total penjualan bersih PT Aneka Tambang Tbk atau ANTAM hingga triwulan III 2021 mencapai Rp26,48 triliun atau meningkat hingga 47 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp18,04 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT ANTAM, Anton Herdianto, dalam keterangannya yang diterima di Medan, Senin (6/12), mengatakan, pada 2021 ANTAM fokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri.
Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang dominan atau sebesar Rp20,59 triliun dari total penjualan bersih ANTAM yang Rp26,48 triliun itu.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan produk emas memberi kontribusi terbesar (67 persen) terhadap total penjualan bersih atau sebesar Rp17,67 triliun (67 persen).
Disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp4,34 triliun, bijih nikel Rp3,25 triliun, serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp959,24 miliar.
Menurut dia, fokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri itu dilakukan setelah melihat meningkatnya terus kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik.
"Syukur terjadi peningkatan penjualan tahun ini. Penjualan bersih ANTAM selama Januari - September naik 47 persen atau sudah sebesar Rp26,48 triliun," ujarnya.
Dia menyebutkan, kinerja penjualan emas ANTAM pada Januari-September mencapai 19.871 kg atau meningkat 34 persen dari capaian penjualan periode sama 2020 yang sebesar 14.876 kg.
Ada pun total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung, ujar dia, sebesar 1.162 kg.
Anton Herdianto menjelaskan, segmen nikel juga mencatatkan pencapaian kinerja yang positif pada tahun ini.
Volume produksi feronikel ANTAM tercatat sebesar 19.097 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 18.880 TNi.
Sementara itu, volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 8,30 juta wet metric ton (wmt).
Jumlah itu meningkat signifikan atau 190 persen dibandingkan capaian produksi periode sama 2020 yang sebesar 2,86 juta wmt.
Volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik juga tumbuh signifikan 376 persen dibandingkan capaian penjualan periode sama 2020 atau mencapai 5,76 juta wmt.
“ANTAM juga berfokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri dengan tetap mengedepankan aspek konservasi cadangan dan sumber daya bijih nikel ANTAM,"katanya.
Sementara volume produksi komoditas bijih bauksit ANTAM yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga tercatat sebesar 1,37 juta wmt.
Jumlah itu meningkat sebesar lima persen jika dibandingkan produksi bauksit pada periode sama 2020 sebesar 1,30 juta wmt.
Sementara itu, volume produksi CGA ANTAM pada tahun ini mencapai 55.814 ton alumina dengan tingkat penjualan CGA mencapai 93.869 ton alumina atau tumbuh 54 persen dibandingkan capaian periode sama tahun 2020.