Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menyebutkan jumlah angka kematian akibat COVID-19 yang terjadi di Indonesia terus mengalami penurunan.
“Kita harus bersyukur juga, kasus kesembuhan tinggi dan angka kematian juga rendah,” kata Reisa dalam Siaran Sehat Natal dan Tahun Baru yang Sehat dan Aman Dari COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Reisa menuturkan pada tanggal 19 November 2021 lalu, Indonesia berhasil menekan angka kematian menjadi lima kematian dari sekitar delapan ribu pasien yang sedang di rawat baik di rumah sakit maupun yang sedang menjalankan isolasi mandiri.
Baca juga: Kota Medan nihil penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19
Berdasarkan tanggapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, angka itu menunjukan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia dianggap terkendali karena jumlah penambahan kasus, terus berada di bawah angka puncak dibandingkan pada periode bulan Juni hingga Agustus lalu.
“Itu adalah angka terendah sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan. Jadi kalau kita lihat angka keterisian rumah sakit, itu masih rasional,” ujar Reisa.
Menurut Reisa, Indonesia dapat mencapai angka tersebut karena testing dan tracing yang dilakukan oleh pemerintah sudah lebih luas dan melebihi standart yang telah ditetapkan oleh WHO.
Ia mengatakan apabila sebelumnya pemerintah hanya melakukan testing 1 per 1.000 penduduk per minggu, dalam waktu dua bulan terakhir, uji tes telah dilakukan pada lebih dari 4 per 1.000 penduduk per minggu. Artinya, lebih kurang sebanyak 100 ribu orang telah dites per harinya.
Selain testing dan tracing yang terus digencarkan, terus bertambahnya masyarakat yang divaksinasi ikut membantu menekan jumlah pasien yang meninggal akibat COVID-19 tersebut.
Walaupun kasus kematian akibat virus SARS-CoV-2 terus melandai, ia mengimbau agar seluruh pihak untuk tidak lengah pada kondisi saat ini, terus disiplin menjalankan protokol kesehatan serta mengurangi mobilitas yang memiliki risiko penularan COVID-19 lebih tinggi.
“Penanganan COVID-19 di Indonesia yang baik saat ini harus tetap dipertahankan. Kita harus jaga terus protokol kesehatannya, apalagi pelonggaran aktivitas masyarakat sudah dilakukan,” tegas Reisa