"Ada dua kekhawatiran yang sangat perlu di antisipasi. Pertama adalah potensi lonjakan kasus dan kedua adalah potensi masuknya varian Delta Plus AY.4.2," kata Bidang Penanganan Kesehatan-Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging Satgas Penanganan COVID-19 Sumut dr Restuti Hidayani Saragih, Senin (15/11).
Menurutnya, varian Delta Plus AY.4.2 secara transmisi kemampuan penularannya jauh lebih cepat dari varian COVID-19 yang sebelumnya telah ada. Varian tersebut juga memiliki kemampuan escape (lolos) dari pertahanan diri (imun) yang sudah terbentuk dalam tubuh.
Baca juga: Kasus aktif COVID-19 di Sumut turun jadi 175 orang
Baca juga: Wali Kota Medan pastikan 'treatment' lancar untuk cegah gelombang ketiga
"Dengan penularan yang lebih cepat ini maka tentu artinya akan ada lonjakan COVID-19," katanya.
Ia menyebut kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 akan terjadi seiring dengan libur Natal dan Tahun Baru 2021.
"Biasanya 2-4 kali masa inkubasi, berarti antisipasinya bulan Desember sampai Februari 2022. Jadi selama 4-8 minggu kita lihat, mudah-mudahan tidak ada lonjakan," katanya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan tidak bereuforia selama libur Natal dan Tahun Baru 2021.
"Saat ini pemerintah dan unsurnya terus melakukan pendeteksian. Mudah-mudahan varian Delta Plus tidak ada," katanya.