Tapanuli Selatan (ANTARA) - Permintaan Kopi Arabika produksi Tabo Sipirok Coffe, Kabupaten Tapanuli Selatan dua bulan terakhir di masa pandemi COVID-19 mulai ada peningkatan berkisar 20-30 persen.
Demikian diutarakan Owner Tabo Sipirok Coffe, Siti Muslihah kepada ANTARA, di Sipirok pada Kamis (16/9). Sebelumnya, kata dia, omset antara 40-50 persen.
Kenaikan permintaan Kopi Arabika Sipirok kata dia, jenis specialty dalam bentuk roast bean atau gabah kopi mentah (green bean) yang sudah di roasting.
Baca juga: Adji: Ini alasan PT NSHE bantu IG dan berdayakan petani Kopi Sipirok
"Permintaan yang naik khusus untuk sejumlah wilayah provinsi di Indonesia Timur, Bali, di samping Pulau Sumatera dan Pulau Jawa," katanya.
Untuk permintaan luar negeri sendiri terakhir pengiriman kopi ke negara Argentina, Korea, Thailand, Australia sekitar akhir tahun 2020 dan kemudian stop sementara dampak COVID-19.
"Hanya saja permintaan sejumlah dari negara China sampai sekarang masih terus berlanjut. Ada pihak ke tiga yang langsung membawa kopi kita," katanya.
Siti, lebih jauh berharap produksi kopi arabika yang ia kelola bisa terus meningkat mengingat level zona sejumlah wilayah terpantau yang terus semakin menurun.
Disinggung soal harga jual saat ini, Siti, mengatakan roast bean sendiri terjual di kisaran Rp175 ribu per kilogramnya (kg). Sedang untuk harga gabah kopi di tingkat petani berkisar Rp25 ribu per solup
"Mudah-mudahan pandemi COVID-19 ini cepat berakhir dari negara kita Indonesia agar ekonomi masyarakat kita bisa semakin bergeliat," harapnya.
Permintaan Tabo Sipirok Coffe mulai meningkat
Kamis, 16 September 2021 17:44 WIB 2069