Medan (ANTARA) - Angka stunting atau kekerdilan pada anak di Kota Medan mengalami penurunan sekitar 20 persen dalam setahun terakhir.
"Terjadi penurunan jumlah balita stunting dari 491 pada 2020 menjadi 393 tahun ini di Kota Medan," tegas Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman di Medan, Selasa (7/9).
Hal ini, katanya, menurunnya angka kekerdilan pada bayi di bawaj lima tahun akibat gizi buruk merupakan hasil kolaborasi bersama, dan bukan cuma kerja Dinas Kesehatan Kota Medan.
Baca juga: Pemkot Medan fokus tingkatkan kesejahteraan guru honor
Wakil Wali Kota memaparkan, sesuai data dari hasil tinjauan kinerja delapan aksi konvergensi penurunan kekerdilan dengan anggaran Rp71 miliar, tapi terealisasi 37 persen akibat pandemi COVID-19.
"Namun demikian, kami tetap berkomitmen mengalokasi anggaran untuk pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi 2021 sekitar Rp105 miliar," ujar Aulia.
Kepala Bappeda Kota Medan, Benny Iskandar, mejelaskan, kedelapan aksi konvergensi tersebut yakni analisis situasi, rencana kegiatan, dan rembuk stunting.
Lalu penerbitan peraturan wali kota, pembinaan kader, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta tinjauan kinerja tahunan.
"Aksi konvergensi ini kita lakukan mulai proses perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan, dan evaluasi program," terangnya.