Medan (ANTARA) - Balai Besar Karantina Pertanian Belawan mencatat ekspor pertanian Sumatera Utara pada Semester I 2021 naik 43,3 persen dibanding periode sama tahun 2020 atau Rp13,51 triliun.
Kepala Karantina Pertanian Belawan Andi PM Yusmanto di Medan, Minggu (29/8), berharap ekspor sektor pertanian pada Semester II naik lebih besar dibanding Semester I yang sudah bertumbuh 43,3 persen menjadi Rp13,51 triliun.
Karantina Pertanian Belawan berupaya terus mendorong ekspor sektor pertanian itu agar program strategis Kementerian Pertanian yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (peningkatan ekspor pertanian dengan gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian atau gratieks) itu terwujud.
Baca juga: Ekspor andaliman dari Sumut ke Jerman berlanjut
Karantina Pertanian Belawan, kata Andi Yusmanto, terus mencari dan menggali potensi komoditas yang bisa diekspor, kemudian memberikan binaan kepada petani agar ekspornya terwujud.
"Bersyukur beberapa komoditas baru sudah bisa diekspor dari Sumut, seperti petai dan jengkol, termasuk santan kelapa, cabai jamu, kelapa parut, dan andaliman," katanya.
Dari IQFAST, kata dia, data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan saat ekspor perdana petai dan jengkol, ada 22 ragam komoditas pertanian asal Sumut lainnya yang dikapalkan, seperti pinang, kopi, sayur sawi, kubis, dan bunga krisan.
Dengan program Desa Binaan, dia berharap bisa meningkatkan jumlah komoditas baru yang bisa diekspor sekaligus menambah jumlah eksportir dan juga volume ekspor.