Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan untuk kali pertama di Indonesia kasus aktif mingguan mengalami penurunan pada Ahad (1/8) setelah lonjakan kasus pada akhir Juni 2021.
"Perkembangan kasus di Indonesia penting untuk melihat perkembangan COVID-19 dari sisi kasus aktif, karena kasus aktif menunjukkan beban penanganan COVID-19 saat ini yang harus ditangani dengan baik agar seluruhnya dapat sembuh dan menghindari kematian semaksimal mungkin," kata Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Kamis (5/8)
Ia menjelaskan, kasus aktif pada Ahad (25/7) tercatat 573.903 kasus, lalu turun menjadi 535.135 kasus pada sepekan terakhir. "Sebelumnya kasus aktif mingguan terus mengalami kenaikan," katanya.
Baca juga: Penerima vaksin lengkap capai 22,2 juta warga Indonesia
Menurut Wiku penurunan jumlah kasus aktif ini menunjukkan bahwa kesembuhan pasien bertambah lebih banyak daripada kasus positif baru.
"Tentunya ini tidak akan terwujud tanpa pengorbanan dari para tenaga kesehatan yang setiap harinya melayani pasien COVID-19 dan memastikan pelayanan terbaik diberikan kepada seluruh pasien," ujarnya.
Wiku juga mengapresiasi kerja sama yang baik antara seluruh unsur pemerintah daerah dalam berkoordinasi menangani secara dini COVID-19 melalui pengawasan pasien isolasi mandiri serta pengawasan dan penindakan tegas pada pelanggar protokol kesehatan.
Wiku mengatakan penurunan kasus aktif paling banyak dikonfirmasi oleh lima provinsi yang mengalami penurunan tajam pada kasus aktif.
Provinsi yang dimaksud di antaranya DKI Jakarta yang turun 48.139 kasus, Banten yang turun 12.560 kasus, Jawa Barat yang turun 6.595 kasus, Jawa Tengah yang turun 5.526 kasus dan Kalimantan Tengah yang turun 2.485 kasus.
"Saya apresiasi seluruh pemerintah daerah, tenaga kesehatan dan masyarakat dari kelima provinsi ini yang telah bahu-membahu menurunkan kasus aktif," ujarnya.
Wiku berpesan agar penurunan kasus aktif tersebut harus terus dipertahankan mengingat kasus aktif di tingkat nasional saat ini masih mencapai sekitar 500 ribu kasus.
"Maka perlu upaya kolektif seluruh daerah dalam menangani pasien COVID-19 di wilayahnya agar segera sembuh dan perlu diingat kematian juga dapat mengurangi kasus aktif. Namun bukan itu yang ingin kita capai, penurunan kasus aktif harus diupayakan tercapai karena kesembuhan yang tinggi," katanya.