Tapanuli Selatan (ANTARA) - PDM (Pesantren Darul Mursyid) Coffee, Tapanuli Selatan (Tapsel) mewakili Produsen Kopi Arabika Sumatera Utara yang mengikuti even Lelang Kopi Internasional di Singapore, disamping Simalungun.
Fahmul Hidayat Hasibuan, Kepala Bagian Pengembangan Usaha PDM Coffee mengutarakan itu kepada ANTARA di Sipirok pada Sabtu (24/7).
Dikatakan, lelang kopi itu diadakan Singapore Coffe Asociation dalam rangka Singapore International Coffee Convention & Specialty Coffee Auction 2021 di Midview City, Singapore pada 13 Juli 2021 baru lalu.
Baca juga: Bupati Tapsel sampaikan Ranperda RPJMD 2021 - 2026 ke Legislatif
"Seluruh negara produsen kopi terbaik di seluruh dunia seperti Brazil, Vietnam, Kolombia, India, Peru, Ethiopia dan lainnya ikut dalam even bergensi ini," katanya.
Mengikut even ini secara virtual terkecuali para buyer - buyer dunia yang terdaftar dan terigestrasi yang bisa hadir untuk tatap muka, disebabkan pandemi COVID-19.
"Namun sisi lain sistem ini cukup fair dan akuntable. Produsen kopi hanya mengirimkan sampel (30 kg) untuk di uji sekaligus promosi penjualan kepada buyer yang hadir," katanya.
PDM Coffe beralamat di Sidapdap Simanosor Julu, Kecamatan SD.Hole mewakili Produsen Kopi Arabika Sipirok Sumatera Utara - Indonesia dalam even ini masuk nominasi. Bahkan sampel Kopi Arabika Sipirok sebanyak 30 kilo yang di kirim habis terjual dengan harga U$5/kg atau setara Rp72 ribu per kilo.
"Menarik bukan soal lakunya, sampel Kopi Arabika Sipirok yang kita kirimkan dan informasikan "cupping score" nilainya 80,58. Ternyata setelah cek laboratoriun mesin sensory oleh panitia nilainya menjadi lebih baik yaitu 82,05," ungkapnya.
Tidak dinyana, ujarnya, belum selesai acara manajemen PDM Coffee langsung banjir menerima pesan WhatsApp dari buyer beberapa negara yang salah satunya buyer asal Belgia disusul Belanda dan Polandia yang mengaku tertarik Kopi Arabika Sipirok.
"Soal tawaran harga tidak masalah (sudah cocok). Hanya saja permintaan kontrak Kopi Arabika Sipirok yang harus ditandatangani cukup besar 100 ton per tahun, sementara produksi masih lebih kurang 5 ton per bulan," katanya.
"Kewalahannya disitu, dengan berat hati memang kami harus terpaksa mencancel memutus sepihak diakibatkan keterbatasan kami sendiri. Kami tidak putus asa, ini merupakan satu proses yang harus dihargai," pungkasnya.
Menurut dia, lelang kopi internasional yang di helat negara Singapore ini cukup baik diikuti dalam upaya mengembangkan bisnis khusus komoditi Kopi Arabika Sipirok Sumut-Indonesia.
"Ada 8 produsen Kopi Arabika yang ada di Indonesia yang mengikuti lelang kopi internasional di Singapore diantaranya produsen kopi dari Sulawesi, Jawa, Bali dan Aceh di samping Sumut," tambahnya.