Medan (ANTARA) - Larangan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dimanfaatkan sebagian warga mengunjungi Istana Maimun yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.
Pemantauan di Medan, Minggu (16/5), warga juga membawa keluarga, kerabat dan anak-anak mereka ke Istana Maimun yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi dan merupakan objek wisata kebanggaan di Kota Medan itu.
Warga yang merayakan Lebaran tersebut, tidak hanya berasal dari Medan, tetapi juga dari Aceh, Sumatera Barat, Binjai, Langkat, dan beberapa daerah lainnya.
Salah seorang warga Medan, Kiki (47) mengatakan merasa senang dan sangat tertarik dengan Istana Maimun, karena memiliki budaya melayu yang tinggi dan tidak bisa dilupakan.
Baca juga: Polda Sumut putar balik 8.333 kendaraan pemudik
"Saya selalu membawa anak saya yang masih pelajar SD ke Istana Maimun, agar lebih mencintai budaya melayu. Hal ini juga merupakan sekaligus pengenalan sejarah, budaya, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan," ujar Kiki.
Istana Maimun adalah istana kebesaran Kesultanan Deli dengan warna kuningnya (kuning merupakan warna kerajaan Melayu) dan khas gaya seni bina Melayu di pesisir timur.
Istana Maimun ini dirancang oleh seorang arsitek dari Italia dan disiapkan pada tahun 1888 semasa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.
Istana Maimum memiliki luas 2.772 meter persegi, dan mempunyai 30 bilik. Istana Maimun menarik minat wisatawan dari mancanegara dan nusantara, karena berbentuk kebudayaan Melayu, Islam, Spanyol, India, dan Italia.
Istana Maimun tersebut masih didiami oleh keluarga sultan. Ruangan pertemuan, foto-foto keluarga Kerajaan Deli, perabot rumah tangga Belanda kuno dan pelbagai senjata, terbuka bagi masyarakat yang ingin mengunjunginya. Selain itu, di istana ini pula terdapat Meriam Puntung yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Deli.