Tapanuli Selatan (ANTARA) - PT Agincourt Resources (PT AR), pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan menyerahterimakan fasilitas bangunan Menara Pandang setinggi +31,5 meter di Kebun Raya Sipirok Tapanuli Selatan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Selasa (1/21).
Acara serah terima fasilitas ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat oleh Direktur Keuangan/CFO PTAR Noviandri L. Hakim yang mewakili Presiden Direktur PTAR Muliady Sutio kepada Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul M. Pasaribu. Acara serah terima ini juga dihadiri oleh jajaran Direksi PTAR, Direktur Hubungan Eksternal Sanny Tjan, dan Direktur Engineering Ruli Tanio.
Baca juga: Puluhan mahasiswa adakan malam keakraban di puncak Simago-mago Sipirok
“Pembangunan Menara Pandang sebagai salah satu fasilitas pendukung di Kebun Raya Sipirok ini merupakan salah satu kontribusi PTAR melalui program PPM di bidang lingkungan. Harapan kami semoga Kebun Raya Sipirok ini bisa menjadi tujuan atau destinasi wisata milik daerah yang memiliki keunggulan serta berdampak luas kepada pembangunan Kabupaten Tapanuli Selatan secara umum,” kata Muliady dalam siaran pers yang diterima, Senin.
Muliady menegaskan, PTAR sebagai salah satu anggota Astra Group terus berkomitmen untuk memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya di sekitar wilayah operasional Tambang Emas Martabe. Salah satunya adalah pengembangan Kebun Raya Sipirok sebagai pusat edukasi lingkungan dan destinasi wisata di Tapanuli Selatan.
"Keanekaragaman hayati telah menjadi perhatian utama PTAR melalui berbagai program pengelolaan lingkungan yang seksama dan terarah. Salah satu contohnya adalah fasilitas pembibitan Tambang Emas Martabe yang mengusahakan bibit tanaman lokal untuk mendukung program rehabilitasi.
Ini, katanya sejalan dengan visi pengembangan Kebun Raya Sipirok yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan juga akan berfungsi sebagai pusat penelitian (edukasi) dan pusat konservasi tumbuhan atau flora langka yang ada di Tapanuli Selatan dan sekitarnya," tambah Muliady.
Direktur Operasional PTAR Darryn McClelland menjelaskan bangunan utama Menara Pandang ini memiliki luas sekitar 583 meter persegi dengan tinggi +31,5 meter dari lantai dasar bangunan.
Menara Pandang ini terdiri dari 7 lantai yang dilengkapi dengan satu unit elevator (lift) serta satu unit bangunan ruang genset. Dengan mempertimbangkan faktor keamanan terhadap potensi gempa dan angin di lokasi, Menara Pandang ini dibangun dengan menggunakan pondasi tiang pancang (prestressed concrete pile) yang diikat dengan balok-balok beton bertulang. Struktur rangka menggunakan rangka baja dengan konstruksi lantai komposit beton bertulang.
“Dukungan yang diberikan PTAR dalam pembangunan Menara Pandang ini dimulai dari perencanaan dan desain bangunan, pekerjaan pondasi tiang pancang, pekerjaan struktur, pekerjaan elektrikal dan instalasi lift elevator. Total anggaran yang dikeluarkan oleh PTAR untuk pembangunan Menara Pandang ini lebih dari 13 miliar rupiah,” jelas Darryn.
Senior Manager Community & Security PTAR Pramana Triwahjudi menambahkan dalam pelaksanaannya, pembangunan Menara Pandang Kebun Raya Sipirok dikerjakan oleh beberapa kontaktor berskala nasional dan regional yaitu PT Gasindo Pratama untuk Pekerjaan Struktur dan Arsitektur, PT Titilasembada Primandiri untuk Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal, dan PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator untuk penyediaan dan pemasangan lift elevator.
“PTAR selalu berkoordinasi dengan Dinas PU&PR dalam persetujuan desain dan pengawasan selama pekerjaan berlangsung serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tapanuli Selatan untuk segala hal yang terkait perizinan,” kata Pramana.
Pramana menjelaskan pembangunan Menara Pandang ini diawali dengan acara ground breaking pada tanggal 14 Agustus 2020 melalui penanaman tiang pancang pertama oleh Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu yang dihadiri beberapa perwakilan manajemen PT Agincourt Resources, dan Ketua DPRD Tapanuli Selatan Husin Sogot Simatupang serta sejumlah undangan di lokasi Kebun Raya Sipirok. Pembangunan Kebun Raya Sipirok relatif sangat cepat karena hanya memakan waktu sekitar 4 bulan sejak Oktober 2020 dengan tetap mengutamakan kualitas sesuai spesifikasi yang ditetapkan serta faktor keselamatan kerja selama proses pekerjaan berlangsung.
Bupati Tapsel Syahrul M. Pasaribu menyampaikan terima kasih atas dukungan PTAR terhadap pembangunan Menara Pandang di Kebun Raya Sipirok.
“Menara Pandang ini akan menjadi aset daerah yang sangat berharga untuk Tapsel. Kami optimistis Menara Pandang dan Kebun Raya Sipirok Tapanuli Selatan akan menjadi ikon di Kawasan Pantai Barat Sumatera Utara, bahkan menjadi ikon di Indonesia, setelah Kebun Raya Bogor,” ungkapnya.
Kebun Raya Sipirok memiliki luas areal ± 90 Ha berlokasi di Areal Perkantoran Pemerintahan Tapanuli Selatan, dan akan berfungsi sebagai pusat penelitian (edukasi) dan pusat konservasi tumbuhan atau flora langka yang ada serta destinasi wisata bagi daerah Tapanuli Selatan dan sekitarnya.
Pengelolaan Kebun Raya Sipirok turut didampingi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dalam memberikan pembinaan pusat penelitian dan pusat konservasi tumbuhan atau flora langka, termasuk memberikan pelatihan teknis (pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan kaidah-kaidah kebun raya) kepada UPT Kebun Raya Sipirok.
Kebun Raya Sipirok ini didukung karyawan Buruh Harian Lepas (BHL) sebagai pekerja yang militan tentang Perkebunrayaan dan sudah mendapat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) tentang Teknik Perkebunrayaan dan Diklat Global Positioning System (GPS) dari LIPI dan Sistem Informasi Geografis (GIS) dari Pemkab Tapsel.
Sesuai master plan, Kebun Raya Sipirok terbagi ke dalam beberapa zonasi, yakni zonasi kayu-kayuan, zonasi pakan orang utan, zonasi tanaman industri, dll. Sejumlah tumbuhan yang ada di dalam Kebun Raya Sipirok merupakan hibah dari LIPI dan hasil eksplorasi mandiri dari tim Pemkab Tapsel serta partisipasi pihak lain.
Di area Kebun Raya Sipirok dilakukan juga penanaman buah lokal endemik Tapanuli yang sudah hampir punah, diantaranya hapundung, bukbak, hopong, salak warna merah dan sebagainya.