Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dan kelamin Danang Tri Wahyudi mengemukakan bahwa krim pelembab atau losion bisa membantu mengatasi efek pengobatan kanker pada kulit.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers mengenai webinar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) yang diterima di Jakarta, Minggu, dia menjelaskan bahwa pengobatan untuk menghambat penyebaran sel kanker seperti kemoterapi menimbulkan efek samping pada kulit, rambut, dan kuku.
Baca juga: Satgas COVID-19: Vaksinasi tidak serta merta bebas protokol kesehatan
Menurut dia, kemoterapi dapat mengurangi produksi minyak, membuat kulit menjadi kering, dan mengganggu fungsi kulit dalam menjaga ketahanan tubuh.
"Karena terganggu dari kering tadi, bahan-bahan dari luar akan masuk dan itu dapat menimbulkan rasa gatal. Penggunaan pelembab berupa krim atau losion dapat membantu (mengatasi) kulit kering atau pecah-pecah," kata dokter yang aktif di Ikatan Dokter Indonesia itu.
"Pelembab dapat digunakan tebal pada malam hari atau dibungkus dengan kaos kaki. Kenapa dibungkus, karena dengan dibungkus diharapkan pelembab tersebut meresap lebih ke dalam kulit sehingga dapat memberikan efek kelembaban yang lebih lama," ia menambahkan.
Ia juga menyarankan pasien kanker yang mengalami efek samping pengobatan pada kulit menghindari mandi dalam waktu lama.
"Mandi dengan menggunakan air panas itu lebih baik. Kemudian gunakan sabun dengan pelembab dengan pH yang tidak basah," katanya.
Ia melanjutkan, "Setelah mandi segera gunakan pelembab untuk menjaga kulit tetap terhidrasi. Kapan waktunya? Waktunya adalah lima menit pertama. Jadi begitu selesai mandi, handukan, dan kira-kira dalam jangka waktu lima menit langsung menggunakan pelembab."
Dokter: Krim pelembab bantu atasi efek pengobatan kanker pada kulit
Minggu, 13 Desember 2020 14:08 WIB 695