Tapanuli Selatan (ANTARA) - Beratnya medan dan hujan menjadi tantangan hebat tim untuk melakukan pencarian Afwan Ritonga Ritonga (38) penduduk Sipirok yang terseret longsor bersama alat berat (escavator) yang korban bawa saat bekerja di PLTA Batang Toru.
"Lebih sudah 24 jam setelah kejadian korban belum berhasil ditemukan. Medan pencarian cukup berat, tambah cuaca tidak mendukung," kata Kapolsek Sipirok Iptu Ismaya dihubungi ANTARA, Sabtu (5/12) sore.
Baca juga: Dibalik insiden eskavator dan operator terseret longsor, PT. NSHE nyatakan bertanggungjawab penuh
Ia mengatakan puluhan personel mulai dari BPBD, TNI, Polri, Masyarakat, Peeusahaan terlibat dalam upaya pencarian korban yang sejak kejadian pada Jumat (4/12) sekira pukul 15.30 WIB belum juga berhasil ditemukan.
"Untuk menjangkau lokasi jatuhnya alatberat memang cukup sulit. Turun harus gunakan tali tambang, karena ratusan meter tebingnya cukup curam tambah arus sungai cukup deras," bebernya.
Baca juga: Dari ketinggian ratusan meter, alat berat beserta operatornya terseret ke dasar Sungai Batang Toru
Untuk escavator sendiri titiknya sudah ditemukan, kondisinya dalam keadaan terbalik didasar sungai. Sebagian kecil sisuga rantai besi alatberat naas terlihat menyembul diatas permukaan air.
"Lebih kurang 100 meter aliran sungai disisir menggunakan alat dari TKP, korban belum juga berhasil ditemukan. Tim juga kesulitan untuk turun ke bawah. Licin. Arusnya juga cukup deras. Harus orang-orang profesional," katanya.
Dikabarkan Basarnas sudah dalam perjalanan menuju lokasi untuk turut membantu pencarian korban yang hingga berita diturunkan dikabarkan belum ditemukan.
"Basarnas masih tengah dalam perjalanan menuju lokasi kejadian untuk melakukan pencarian terhadap korban operator Excavator warga Sipirok yang belum ditemukan tersebut," kata Ismaya.