Washington (ANTARA) - Vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan Moderna Inc bisa diizinkan untuk digunakan dan didistribusikan di Amerika Serikat dalam beberapa minggu.
Kedua vaksin tersebut juga dalam tahap untuk inokulasi dan dapat dimulai secepatnya tahun ini, Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat Alex Azar mengatakan pada hari Rabu.
Negara bagian dan teritori bersiap untuk mulai mendistribusikan vaksin dalam waktu 24 jam setelah menerima otorisasi pengaturan, kata pejabat AS melalui panggilan telepon dengan wartawan,
Pejabat AS juga menambahkan bahwa persyaratan penyimpanan dingin yang kompleks tidak akan menjadi penghalang bagi semua orang Amerika untuk dapat mengakses vaksin.
Baca juga: Satgas Joe Biden: penundaan transisi bahayakan respons AS atas corona
"Kami sekarang memiliki dua vaksin yang aman dan sangat efektif yang dapat disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) serta siap didistribusikan dalam beberapa minggu," kata Azar dalam pengarahannya tentang program pemerintah untuk vaksin dan perawatan COVID-19.
Sekitar 40 juta dosis dari dua vaksin, yang keduanya membutuhkan dua suntikan sekitar empat minggu, akan tersedia pada akhir tahun ini, kata para pejabat. Perusahaan akan mampu memproduksi lebih dari 40 juta dosis sebulan untuk orang Amerika setiap bulan setelahnya, mereka menambahkan.
Vaksin Moderna kemungkinan akan diotorisasi dalam waktu tujuh hingga 10 hari setelah Pfizer menerima izin penggunaan darurat (EUA). Persetujuan formal penuh kemungkinan akan mengikuti izin penggunaan darurat sekitar tiga bulan, kata mereka.
Selain itu, pejabat AS mengatakan dua vaksin lagi kemungkinan akan memiliki data awal yang siap dalam beberapa minggu mendatang.
Kepala program vaksin COVID-19 AS Moncef Slaoui mengatakan tidak akan ada batasan tentang siapa yang mendapat vaksin. Pejabat pemerintah dan perusahaan swasta siap mendistribusikan vaksin - keduanya sekitar 95 persen efektif dalam uji coba besar - ke seluruh bagian negara, katanya.
Sebagian besar distribusi vaksin yang sebenarnya akan diawasi oleh tim yang akan ditempatkan oleh Presiden terpilih Joe Biden, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari.
Sumber : Reuters