Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebutkan perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di 13 provinsi prioritas menunjukkan hasil yang baik dengan data secara umum provinsi tersebut mampu mengendalikan penambahan kasus positif.
"Secara umum 13 provinsi prioritas sudah mampu mengendalikan penambahan kasus positif mingguan. Namun, hal yang masih menjadi tantangan besar adalah mengendalikan penambahan kasus kematian mingguan. Upayakan penanganan sejak dini pasien COVID-19 supaya potensi kesembuhan menjadi lebih tinggi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (6/11)
.
Ke-13 provinsi prioritas penanganan COVID-19 tersebut adalah Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Riau, dan Kalimantan Timur.
"Provinsi prioritas dilihat dari berbagai aspek, seperti jumlah kasus aktif, angka kesembuhan, kematian, serta kondisi di daerah masing-masing," kata Wiku.
Baca juga: BPS catat 29,12 juta orang penduduk usia kerja terdampak COVID-19
Ada beberapa provinsi yang mendapat catatan karena terjadi peningkatan jumlah kasus dalam perbandingan 19-25 Oktober 2020 dengan 26 Oktober-1 November 2020. Dilihat dari kasus positif, ada tiga provinsi yang mengalami kenaikan, yaitu Papua naik 8,2 persen, Sumatera Barat naik 7,8 persen, dan Sumatera Utara naik 2,9 persen.
Pada perbandingan kasus kematian ada enam provinsi mengalami kenaikan angka kematian, yaitu di Papua naik 350 persen, diikuti Sulawesi Selatan 120 persen, Kalimantan Timur 27,3 persen, Sumatera Utara 17,6 persen, Aceh naik 5,6 persen, dan Sumatera Barat naik 2,7 persen. "Ini adalah angka yang cukup mengkhawatirkan," ucap Wiku.
Wiku juga menyampaikan apresiasi pada provinsi yang berhasil menurunkan penambahan kasus dan kematian mingguan, seperti Aceh (-67,5 persen), Riau (-32,6 persen) dan Bali (-32,5 persen), sehingga berhasil menurunkan pertambahan kasus positif. Sedangkan wilayah yang berhasil menurunkan pertambahan angka kematian, yaitu Jawa Barat (-65 persen), Bali (-34,6 persen) dan DKI Jakarta (-19,7 persen).
Sementara itu, jika dilihat perkembangan kasus kumulatif sejak awal pandemi hingga saat ini, beberapa provinsi mengalami perkembangan yang bervariasi. Pada tren kasus kematian, wilayah seperti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Aceh, dan Sumatera Barat menunjukkan tren penurunan persentase kasus meninggal.
Namun, perhatian perlu diberikan provinsi dengan tren peningkatan persentase kasus kematian mingguan, di antaranya Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bali, Riau dan Kalimantan Timur. "Peningkatan paling curam terjadi di Kalimantan Timur yang semula 1,49 persen pada 27 September, menjadi 3,42 persen pada 1 November," tutur Wiku.
Selain itu, Bali juga harus memperhatikan persentase kasus kematian yang semula 2,97 persen pada 27 September menjadi 3,29 persen pada 1 November. "Meskipun lebih banyak yang mengalami penurunan, tren kasus kematian tetap perlu menjadi perhatian utama hingga tidak ada kematian sama sekali," kata Wiku.
Setiap provinsi diminta meningkatkan angka testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) harian, karena merupakan solusi untuk menekan persentase kematian.
Tren kesembuhan pasien COVID-19 pada 13 provinsi prioritas menunjukkan hasil yang baik. Wiku mengatakan secara umum seluruh provinsi prioritas cenderung terus mengalami peningkatan kesembuhan dalam rentang 27 September 2020 hingga 1 November 2020.
"Tren kesembuhan tertinggi berada di Sulawesi Selatan, dari yang sebelumnya 74,06 persen pada 27 September, menjadi 90,09 persen pada tanggal 1 November. Ini adalah peningkatan yang cukup tinggi," jelasnya
Selain itu, ada Sumatera Utara juga menunjukkan tren kesembuhan yang baik, dari sebelumnya pada 27 September sebesar 64,19 persen menjadi 81,66 persen pada 1 November. Namun, perhatian perlu diberikan kepada provinsi Papua, terutama Kota Jayapura dengan persentase kematian tertinggi, sementara persentase kesembuhannya per tanggal 27 September tercatat sebesar 62,8 persen, namun per 1 November menurun menjadi 51,31 persen.
"Bagi provinsi yang menunjukkan tren penurunan kesembuhan, mohon benar-benar ditingkatkan kualitas pelayanan kesehatannya dan kepada masyarakat dimohon segera memeriksakan diri jika mengalami gejala COVID-19 agar penanganan dapat dilakukan sejak dini dan meningkatkan kesembuhan," pesan Wiku.