New York (ANTARA) - Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena saham-saham teknologi terus dilanda aksi jual untuk hari ketiga berturut-turut, sementara ketiga indeks utama saham-saham AS membukukan penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 244,56 poin atau 0,88 persen, menjadi ditutup di 27.657,42 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 37,54 poin atau 1,12 persen, menjadi berakhir di 3.319,47 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 117,00 poin atau 1,07 persen, menjadi 10.793,28 poin.
Dow berakhir sedikit lebih rendah pada minggu ini, sementara S&P 500 turun 0,7 persen dan Nasdaq turun 0,6 persen.
Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc, yang membantu mendorong reli pasar dari posisi terendah Maret, termasuk di antara yang mencatat penurunan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq pada Jumat (18/9/2020), sementara indeks teknologi S&P 500 jatuh 1,7 persen, bobot terbesar di antara sektor S&P 500.
"Kami mengalami puncak pasar pada 2 September, dan kemudian kami mengalami penurunan yang cepat dan banyak di antaranya terjadi di saham-saham teknologi dan pertumbuhan yang telah berkinerja sangat baik," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.
Tetapi meskipun pasar dilanda aksi jual di saham-saham teknologi dan pertumbuhan, "itu tidak berarti (valuasi) yang ekstrem berkerja sepenuhnya," katanya.
Jumat (18/9/2020) menandai berakhirnya kuartalan dari kontrak opsi saham, kontrak indeks saham berjangka dan kontrak opsi indeks di AS, yang dikenal sebagai "quadruple witching," membawa peningkatan volume perdagangan pada penutupan pasar.
Volume di bursa AS mencapai 14,31 miliar saham, tertinggi sejak rekonstitusi tahun ini oleh FTSE Russell dari indeksnya pada Juni.
Pakar strategi mengatakan investor tampaknya melanjutkan perputaran baru-baru ini dari saham-saham terkait teknologi yang terbang tinggi ke sektor lain.
“Tampaknya didorong oleh sentimen dan, sampai batas tertentu, tampaknya bergilir bagi kami,” kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di U.S. Bank Wealth Management di Seattle.
“Kami tidak yakin ini benar-benar menunjukkan ada masalah dengan pertumbuhan ekonomi, melainkan, ada beberapa aksi ambil untung, beberapa penyesuaian dan rotasi” antar sektor, katanya. “Anda beralih dari bobot terbesar di pasar ke bobot terkecil.”
Investor terus mencermati meningkatnya kasus virus corona di luar negeri. Negara-negara Eropa dari Denmark hingga Yunani mengumumkan pembatasan baru pada Jumat (18/9/2020) untuk mengekang infeksi virus corona yang melonjak di beberapa kota terbesar mereka, sementara Inggris dilaporkan sedang mempertimbangkan penguncian nasional baru.
Wall Street catat kerugian minggu ke 3, penurunan saham teknologi berlanjut
Sabtu, 19 September 2020 9:06 WIB 1144