Pekanbaru (ANTARA) - Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau menyatakan kasus positif COVID-19 terus bertambah, salah satunya adalah seorang bayi berusia 10 bulan di Kota Pekanbaru karena diduga tertular dari kegiatan takziah yang akhirnya menjadi klaster penularan baru.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Nazir dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Rabu, mengatakan bayi berinisial JPL tersebut adalah salah satu dari 24 pasien positif baru sehingga jumlah positif COVID-19 menjadi 217 orang.
Bayi itu menjadi bagian dari klaster penularan Palembang, yang berawal dari pasien positif berinisial NC yang punya riwayat perjalanan dari Palembang dan telah meninggal dunia.
Baca juga: Lulus standar internasional, jutaan hazmat Indonesia siap diproduksi
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 jadi 19.658 orang dari 49.009 kasus positif
Menurut Mimi, orang tua bayi mengajak JPL pada acara takziah atau melayat karena merupakan kerabat dari pasien NC. Namun, orang tua bayi itu tidak tertular virus corona.
“Bayi ini diajak ke takziah. Dia dicium-cium orang di sana karena lucu, dan yang hadir di sana sudah ada yang positif (COVID-19),” katanya.
Bayi tersebut kini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru. Dari klaster Palembang tersebut, Mimi mengatakan kini sudah ada 13 orang yang positif COVID-19.
“Penyebaran dari klaster ini sangat cepat. Ini juga jadi peringatan untuk masyarakat karena yang rentan tertular itu balita dan manula,” katanya.
Ia mengatakan di Kota Pekanbaru kini ada dua klaster penularan besar, yakni klaster Palembang dan Klaster BRI yang sudah ada 17 pasien positif. Namun, dari klaster BRI sudah ada tiga orang yang sembuh.
“Kabar baik hari ini, terdapat tiga orang pasien positif yang dirawat di RSUD Arifin Achmad yang dinyatakan sembuh, yaitu H, RD, dan N. Semuanya dari Kota Pekanbaru, ketiganya dari klaster BRI,” ujarnya.
Ia menambahkan total di Riau ada 217 kasus positif COVID-19. Rinciannya 88 dirawat, 120 sehat dan sudah dipulangkan, dan sembilan meninggal dunia.