Medan (ANTARA) - Ekspor karet Sumut masih terganggu akibat sebagian negara tujuan ekspor masih menutup kegiatan ekspor - impornya atau perusahaan importir mengurangi pembelian dampak pandemi COVID-19.
"Pada April volume ekspor turun 25 persen dibandingkan posisi Maret karena importir meminta penundaan pengiriman sebagai dampak COVID-19," ujar Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
Pada posisi Maret, ekspor karet remah (crumb rubber) Sumut masih bisa sebanyak 33.103 ton, sementara pada April 2020 hanya 24.692 ton.
Baca juga: Gapkindo prediksi volume ekspor karet Sumut pada April turun 20 persen
Baca juga: Sejumlah pabrik karet di Sumut berencana merumahkan karyawan
Secara tahunan, katanya, ekspor Karet Sumut posisi April sudah turun 6,5 persen.
Kalau Januari - April 2019, ekspor karet Sumut sebesar 136.330 ton, maka di periode sama 2020, tinggal 127.438 ton.
"Gapkindo memprediksi, ekspor karet Sumut pada Mei akan turun karena sejumlah negara baru.minta ekspor karet.dilakukan paling cepat mulai Juni," katanya.
Kondisi ekspor karet yang masih tertunda itu membuat stok menumpuk di pabrikan karet Sumut.
"Kondisi pengusaha semakin sulit karena pembelian bahan baku dan produksi tetap berjalan. Cash flow perusahaan terganggu," ujarnya.
Di Sumut ada 25 pabrik crumb rubber dengan ekspor ke sekitar 31 negara.