Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengungkapkan sebagian pabrik industri karet remah di Sumut berencana merumahkan karyawan dampak berkurangnya produksi akibat permintaan melemah.
"Saat ini masih dalam tahap pengurangan jam dan hari kerja karyawan.Dari semula 2 - 3 shift menjadi 1 shift bahkan sudah ada industri yang beroperasi 2 - 3 kali seminggu," ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Sabtu.
Ke depannya, katanya, ada sejumlah industri yang bersiap merumahkan karyawan karena tidak berproduksi karena terjadi penundaan pengiriman (ekspor).
"Harapannya tidak ada PHK (pemutusan hubungan Baca juga: Gapkindo prediksi volume ekspor karet Sumut pada April turun 20 persenkerja) di 25 industri karet remah di Sumut di saat wabah virus corona (COVID -19)," ujarnya.
Edy.menjelaskan, dampak COVID -19, permintaan karet terus turun sejak Maret.
Pada Maret, permintaan turun 3 persen dibandingkan Februari dan pada April diperkirakan turun lebih besar atau sebesar 20 persen.
Pada Maret, volume ekspor karet Sumut tinggal 33.103 ton dibanding Februari yang sebanyak 34.025 ton.
Baca juga: Harga ekspor karet Indonesia turun imbas wabah COVID-19
Sedangkan penurunan ekspor yang lebih besar pada April karena beberapa negara importir tidak melakukan pembelian setelah pengiriman karet diminta dipercepat pada akhir Februari dan Maret dengan alasan khawatir terganggu dampak COVID -19.
Negara tujuan ekspor utama karet Sumut ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan India juga merasakan dampak COVID -19.