Medan (ANTARA) - Dampak virus corona atau COVID-19 dirasakan oleh seluruh kalangan tanpa terkecuali oleh pengusaha maupun pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Medan, Sumatera Utara.
Situasi tersebut membuat sebagian pelaku usaha khususnya usaha bisnis kuliner terpaksa tutup dan beralih profesi karena sepinya pembeli.
Seorang pelaku usaha kuliner di Kota Medan, Rico Waas, Rabu, mengatakan bahwa dirinya kini memanfaatkan teknologi untuk tetap bisa menjalankan bisnisnya.
Baca juga: IMF sebut 100 negara cari dana darurat akibat pandemi virus corona
Baca juga: Wall Street melonjak, pelonggaran penguncian wabah virus corona imbangi kekhawatiran laba
Ia mengaku, sejak Pemerintah Indonesia mengimbau menerapkan Social Distancing dan melarang masyarakat berkerumun sebagai upaya melawan virus corona atau COVID-19, dirinya pun beralih ke sistem penjualan online.
"Pelaku usaha bisa mulai gencar melakukan bisnis lewat online dan menerima pembayaran online. Atau bisa melakukan kerja sama dengan sistem pengantaran barang online yang tersedia,” katanya yang juga merupakan Owner Warung Ijo Excellent.
Meskipun situasi saat ini memang berat, kata Rico, namun demi kepentingan yang lebih luas seluruh masyarakat terutama pelaku usaha harus tetap mengikuti aturan pemerintah.
Begitupun, Ia berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan lain yang bisa membantu para pengusaha, khususnya pengusaha lokal dan UMKM agar bisa bertahan melalui masa-masa pandemi corona ini agar tidak gulung tikar.
“Ada anggaran Rp100 Miliar dari Pemko Medan dan 18 Miliar dari Pemprov Sumut. Rasanya sulit mengatakan dana tersebut cukup untuk mensubsidi pengusaha, karena pastinya ada prioritas utama yang harus didahulukan seperti tenaga medis dan penanganan kasus corona, dan masyarakat rentan. Namun yang pasti dana pemerintah itu diharapkan membantu dengan tepat sasaran,” ujarnya.