Tapanuli Selatan (ANTARA) - Di tengah 'badai' pandemi COVID-19, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejumlah wilayah di Pulau Jawa kolangkaling Tapanuli Selatan masih terus dapat "berlayar".
"Alhamdulillah, meski permintaan pasar lemah kita masih memenuhi permintaan pasar kolang kaling Pulau Jawa," kata salah seorang pengepul, Faisal Reza Pardede kepada ANTARA, di Sipirok, Selasa (14/4).
Baca juga: Penjualan ikan jurung Anton Sihombing puluhan juta hilang selama wabah COVID-19
Baca juga: Di tengah COVID-19, panen cabai petani Sigalangan bagus, harga jual kurang
Mendekati bulan suci Ramadan seperti tahun lalu minimal 20 truk (8 ton/truk) sudah terpasok ke pelanggan Pulau Jawa seperti Surabaya, Jakarta, dan Bekasi.
"Namun akibat COVID-19 permintaan menurun jauh mencapai 50 persen atau baru mengirim kolangkaling 10 truk untuk permintaan Surabaya, Jalarta dan Bekasi," katanya.
Owner kolangkaling ini mengaku masih tetap bersyukur karena ditengah wabah COVID-19 dan sulitnya ekonomi usahanya masih bisa berjalan menurun hingga 50 persen.
"Harapan PSBB Jakarta sekitarnya bisa segera berakhir agar kehidupan ekonomi masyarakat kembali pulih mengingat peluang pasarnya di Pulau Jawa," ujarnya.
"Bila situsi Pulau Jawa terganggu otomatis usaha kolangkaling ini juga ikut terganggu", kata Reza sembari mendoakan 'badai' COVID-19 di Indonesia cepat berlalu.
Kolangkaling yang dia pasok ini di dapat tingkat petani di daerah Kecamatan Arse, Kecamatan SD.Hole, dan Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Permintaan lemah, kolang kaling Tapsel masih "berlayar" di tengah badai COVID-19
Selasa, 14 April 2020 14:48 WIB 2892