Medan (ANTARA) - Permintaan gas di Sumatera Utara (Sumut) sudah turun sekitar 10 persen dampak berkurang bahkan berhentinya operasional sejumlah rumah makan, restoran, dan industri seiring mewabahnya virus corona (COVID - 19).
"Penurunan permintaan diduga akan semakin besar karena sejumlah plaza/mal dan hotel mulai tutup sementara sejak 1 April," ujar Sales Area Head Medan PGN, Saeful Hadi di Medan, Selasa.
Apalagi, wabah COVID -19 diperkirakan masih lama dan Pemprov Sumut meningkatkan status daerah dari Siaga menjadi Tanggap Darurat COVID -19 mulai 31 Maret hingga 29 Mei 2020.
Baca juga: PGN dukung kebijakan pemerintah perkuat sektor industri nasional
"Meski permintaan menurun dan diberlakukannya sistem WFH (work from home/kerja dari rumah) sesuai anjuran pemerintah, PGN menjamin distribusi/pasokan gas PGN ke pelanggan tetap lancar," ujarnya.
Pasokan/permintaan gas di area Medan normalnya sekitar 13,5 - 14 BBUTD dari pelanggan yang totalnya sekitar 25 ribuan.
Sebelumnya dari Jakarta, Direktur Komersial PGN, Dilo Seno Widagdo juga menjamin pasokan gas ke PT PLN.
Baca juga: PGN pastikan ketersediaan gas di area Medan
Selama Januari hingga Maret 2020, katanya, PGN telah memasok gas bumi ke berbagai pembangkit listrik milik PLN dengan rata-rata volume pemakaian sebesar 331 BBTUD.
Total pasokan gas tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik sebanyak 1.600 MW.
"PGN memastikan bahwa pasokan gas bumi ke sektor kelistrikan akan tetap aman selama masa pandemi COVID-19 di berbagai wilayah di Indonesia," katanya.
Langkah itu merupakan komitmen PGN untuk mendukung aktivitas masyarakat tetap berjalan normal di tengah adanya pembatasan aktivitas sosial dan kegiatan WFH.
Permintaan gas PGN di Sumut turun 10 persen dampak COVID - 19
Selasa, 31 Maret 2020 23:44 WIB 1420