Tokyo (ANTARA) - Jepang memulangkan lagi warganya dari pusat merebaknya corona pada Senin, sementara keprihatinan tentang penyakit yang sedang menyebar itu mengakibatkan panitia Tokyo Marathon kemungkinan akan mengurangi jumlah peserta lomba yang direncanakan berlangsung bulan depan itu.
Sebuah pesawat kelima yang disewa pemerintah yang mengangkut 65 warga Jepang tiba di Tokyo dari Wuhan, China, pada Senin, menjadikan jumlah warga yang dipulangkan dari kota itu sebanyak 763 orang, media penyiaran NHK melaporkan.
Baca juga: Kematian akibat corona di China tembus angka 1.770
Dengan lebih dari 400 orang terinfeksi, para penumpang mayoritas di kapal pesiar berlabuh di negeri itu, Jepang merupakan negara paling banyak terkena dampak corona setelah China, di mana penyebarannya pertama kali terdeteksi pada Desember dan kini telah menewaskan lebih dari 1.700 jiwa.
Analis mengatakan wabah itu memukul hasil produksi dan turisme di Jepang merongrong pertumbuhan dan berpotensi mendorong negeri itu ke dalam resesi.
Baca juga: Di Hubei saja terdapat 1.933 kasus dan 100 kematian baru virus corona
Ratusan penumpang siap dievakuasi dari kapal pesiar setelah menghabiskan dua pekan karantina jauh dari Jepang akibat corona, dengan sejumlah orang Amerika yang pulang menggunakan pesawat evakuasi yang disewa pada Senin pagi.
Kanada, Korea Selatan, Hong Kong dan Italia mengikuti AS dalam mengumumkan penerbangan untuk memulangkan warga mereka dari kapal itu, yang dikarantina sejak 3 Februari.
Risiko bahwa kasus corona di Jepang mungkin bertambah sedang mengancam untuk membatasi salah satu maraton terbesar dunia yang akan diselenggarakan 1 Maret itu.
Panitia Tokyo Marathon sedang mempertimbangkan membatasi jumlah peserta umum dalam lomba tahun ini sebagai kewaspadaan terhadap penyebaran lebih jauh infeksi corona, lapor koran Asahi mengutip sumber yang anonim.
Panitia maraton tak bersedia berkomentar.
Reuters
Jepang tetap waspada atas corona saat warganya pulang dari China
Senin, 17 Februari 2020 12:04 WIB 976