Sibolga (ANTARA) - Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga terus meningkatkan pelayanan terpadu satu pintu, guna mendukung kelancaran pelayanan kepada nelayan.
Salah satu peningkatan pelayanan itu adalah dengan hadirnya sistem pembayaran non tunai untuk jasa pembayaran di PPN Sibolga. Selain itu juga layanan untuk Surat Pesetujuan Berlayar (SPB), Karantina, pembayaran non tunai sudah satu gedung di PPN Sibolga.
Dampaknya, layanan semakin cepat dan efisien tidak perlu lagi harus mutar-mutar. Sama halnya dengan pengisian BBM khusus kapal 30 GT ke bawah, rekomendasinya juga sudah satu pintu di PPN Sibolga.
Baca juga: Warga Sibolga jadi korban penipuan lewat telepon, Rp214,5 juta lenyap
Dan untuk tahun 2020 PPN Sibolga merencanakan launching program Pojok Pendanaan Nelayan. Dimana program ini bekerja sama dengan perbankan atau pegadaian untuk membantu permodalan bagi nelayan. Sehingga nelayan tidak perlu sibuk lagi untuk pergi ke bank atau ke pegadaian untuk meminjan, cukup di PPN Sibolga saja.
Hal itu dijelaskan Kepala PPN Sibolga yang baru Makkasau saat bincang-bincang dengan wartawan, didampingi Kasi Kesyahbandaran Daulat Simanjuntak, dan KTU PPN Rafizal Kamaruddin, Jumat (24/1).
Dijelaskan Makkasau, saat ini layanan asuransi BPJS Ketenagakerjaan sudah dapat dilayani di PPN Sibolga, khususnya yang Mandiri. BPJS juga menyediakan tiga pilihan untuk pembayaran premi, yaitu, sekali berlayar, bulanan dan triwulan.
Baca juga: Kebakaran di Sibolga menghanguskan 24 rumah
“Dengan adanya pilihan pembayaran premi BPJS Ketenagakerjaan ini, para nelayan semakin tertarik untuk ikut BPJS Ketenagakerjaan karena memiliki dampak positif bagi nelayan. Dan beberapa nelayan Sibolga sudah pernah mendapat klaim pembayaran dari BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itulah kami terus mengajak para nelayan untuk ikut dalam program asuransi nelayan demi menjaga keselamatan kerja,” katanya.
Sebagai Kepala PPN Sibolga yang baru, Makkasau komit untuk menegakkan reformasi birokrasi sebagaimana diamanatkan pusat ke masing-masing PPN yang ada di Indonesia. Dengan program itu kemampuan dan kompetensi pegawai terus ditingkatkan yang muaranya terhadap peningkatan layanan.
Ia juga mengakui, bahwa saat ini aturan semakin tegas, sehingga dituntut profesional pegawai PPN dalam menjalankan tugasnya melalui Diklat dan uji kompetensi.
“Hal itu selalu saya tekankan kepada teman-teman di kantor agar jangan sampai lupa dengan aturan itu,” ujarnya lagi.
Sementara itu jumlah nelayan di Sibolga-Tapteng sampai saat ini ada di angka 8.000 orang, dengan hasil tangkap ikan kisaran 84 ton per hari dari semua kapal. Sedangkan target yang dibebankan ke PPN Sibolga sesuai dengan Permen KP, hanya 30 ton.
“Artinya PPN Sibolga ini melebihi target hasil tangkap, karena jumlah kapal yang tambat labuh juga lumayan banyak,” katanya menambahkan.
Mantan Kepala PPN Teluk Batang Kalimantan Barat ini pun tidak lupa mengajak para nelayan yang ada di kedua daerah Sibolga-Tapteng, untuk tetap mempergunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Kesadaran bongkar di PPN harus ditingkatkan, dan kesadaran ikut asuransi harus digalakkan.