Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumut menegaskan tidak akan melakukan pemusnahan ternak babi untuk menghentikan virus African Swine Fever (ASF) yang sedang mewabah di 18 kabupaten/kota di provinsi itu.
"Pemusnahan babi tidak akan dilakukan karena bertentangan dengan beberapa peraturan dan mempertimbangkan perekonomian ," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap di Medan, Jumat (17/1).
Baca juga: Polda Sumut bentuk tim khusus tangani virus kolera babi
Penegasan itu disampaikan terkait beredarnya isu bahwa Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyatakan akan memusnahkan babi di Sumut untuk mengatasi virus ASF.
Azhar mengatakan ada pernyataan dalam gerakan "Save Babi" yang menyebutkan rencana Gubernur Sumut akan memusnahkan ternak babi di Sumut dalam waktu dekat.
Baca juga: Menteri Pertanian akan isolasi daerah terjangkit demam babi
Padahal, Gubernur Edy Rahmayadi, katanya, tidak ada mengeluarkan pernyataan untuk memusnahkan babi di Sumut.
Azhar menegaskan, tidak dilakukannya pemusnahan babi mengacu pada adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2012 tentang Kesejahteraan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan.
Pemusnahan ternak babi juga melanggar prinsip Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE).
"Pemprov Sumut juga menyadari bahwa pemusnahan merugikan masyarakat peternak babi di Sumut," katanya.
Oleh karena itu, ujar Azhar, masyarakat peternak babi tidak perlu resah karena Gubernur Sumut tidak ada mengeluarkan pernyataan untuk memusnahkan babi di Sumut.
Dia mengakui hingga saat ini, belum ditemukan obat virus ASF sehingga Pemprov Sumut melalui Tim Unit Reaksi Cepat terus melakukan berbagai langkah pencegahan. Mulai dengan melakukan pembersihan dan penyemprotan kandang babi untuk menekan meluasnya virus ASF.
Kemudian melakukan pengetatan lalu lintas babi (antardesa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi).
"Langkah-langkah penanganan itu berhasil mencegah kematian babi yang lebih banyak akibat virus ASF," katanya.
Jumlah kematian babi di Sumut yang rata-rata 302 ekor per hari itu tercatat terendah di sejarah virus ASF yang menyerang babi di beberapa negara.
Hingga saat ini, jumlah babi yang mati karena virus ASF di Sumut sekitar 39.000 - 42.000 ekor.