Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur menyebutkan 1.753 ekor babi milik para peternak di daerah setempat mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF).
"Berdasarkan data pada Dinas Peternakan Kabupaten Kupang sudah sekitar 1.753 ekor babi milik peternak yang mati akibat terserang virus ASF atau flu babi. Serangan penyakit ASF ini mulai terjadi pada Februari 2020 lalu," kata Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe kepada ANTARA di Oelemasi, Senin.
Baca juga: 31 warga masih dirawat karena keracunan daging babi di Langkat
Ia mengatakan, serangan penyakit ASF telah berdampak pada matinya usaha para peternak babi di Kabupaten Kupang.
Pemerintah Kabupaten Kupang kata dia, terus melakukan upaya menangkal penyebaran virus African Swine Fever (ASF) dengan memberikan vaksin kepada semua ternak babi milik warga yang belum terpapar dengan virus African Swine Fever (ASF).
Baca juga: Sudah 47.143 ekor babi di Sumut mati akibat virus ASF
"Para dokter hewan maupun para penyuluh pada Dinas Peternakan Kabupaten Kupang selalu turun ke kecamatan-kecamatan untuk memberikan vaksin dan penyuluhan terhadap para peternak babi tentang pencegahan virus ASF ," tegas Jerry Manafe.
Ia berharap para peternak babi di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Oecusse, Timor Leste itu untuk selalu menjaga kebersihan kandang babi sehingga tidak mudah bagi virus ASF berkembang.
"Kami menghimbau agar babi yang mati akibat virus ASF segera dikubur karena jika dibuang sembarangan dapat menimbulkan virus baru," tegasnya.
Dia mengatakan, pemerintah Kabupaten Kupang belum bisa memberikan kompensasi kepada para peternak yang tertimpa musibah virus ASF.
"Kami belum bisa memberikan kompensasi karena penetapan anggaran sudah selesai dilakukan," tegas Jerry Manafe.