Medan (ANTARA) - Dua bulan sejak hari kelahirannya pada 18 Februari 2014, Ananda Syahputra harus menerima kenyataan bahwa dirinya menderita penyakit Cerebral Palsy atau pelumpuhan otak.
Tidak hanya itu, sehari setelah bocah yang akrab disapa Nanda ini dilahirkan, ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung.
Berselang tiga tahun sejak kematian ayahnya, Nanda kembali mendapatkan kenyataan pahit, ia kehilangan sosok wanita yang telah melahirkannya karena menderita penyakit kista.
Sejak menjadi yatim piatu, Nanda dirawat oleh kakek dan neneknya di Jalan Manggis, Lingkungan II, Kelurahan Limau Sundai, Binjai Barat, Binjai, Sumatera Utara.
Saat dijumpai ANTARA di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Senin, buah hati dari Alm Ajunuar dan Almh Erni Mariani ini hanya terdiam didalam dekapan Irwanto, yang tak lain adalah kakek Nanda.
Irwanto bercerita, awal mula Nanda menderita penyakit lumpuh otak sejak usia dua bulan, saat itu Nanda terjatuh dari ayunan.
"Waktu umur dua bulan Nanda jatuh dari ayunan, sejak saat itu berat badannya langsung turun. Setelah dibawa ke rumah sakit Adam Malik, dokter bilang bahwa otaknya mengecil," ujarnya.
Dua tahun berselang, tubuh Nanda mulai menyusut, badannya juga tidak banyak bergerak. Karena keterbatasan ekonomi, Riwanto yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang becak ini berusaha merawat Nanda.
"Cuma sekali aja dibawa ke rumah sakit, habis itu enggak ada lagi, cuma kami rwat di runah," tuturnya.
Kemudian pada Selasa 22 Oktober 2019, Nanda mendapat kunjungan dari tim Respek Peduli Medan. Kemudian tim membawa Nanda ke Rumah Sakit (RS) Artha Medica Binjai.
Setelah dari RS Artha Medica Binjai, kemudian Nanda dibawa ke RS Colombia Medan. Pihak rumah sakit menganjurkan Nanda untuk mendapatkan perawatan gizi. Karena keterbatasan biaya, Nanda kembali dirawat dirumah.
Kabar tersebut sampai kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto. Dengan atensi Kapolda Sumut, saat ini Nanda sudah berada di RS Bhayangkara Medan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan naik, banyak warga Medan turun kelas