Jakarta (ANTARA) - Sebanyak enam calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 yakni Fary Djemy Francis, Yesayas Oktavianus, Benny Erwin, Aven Hinelo, Sarman El Hakim serta Vijaya Fitriyasa, menarik diri dari kongres luar biasa (PSSI) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu.
"Kami menyatakan diri menarik diri dari kongres. Kami hanya mau ada perubahan. Kami sudah capai, kompetisi kita buruk, timnas jelek," ujar Fary ketika keluar dari ruangan kongres.
Menurut Fary, selain enam nama tersebut, ada beberapa calon wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif yang juga keluar dari kongres.
Dengan demikian, sampai berita ini diturunkan, ada tiga nama dari 11 calon ketua umum yang masih bertahan mengikuti KLB yaitu Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, Arif Wicaksono dan Rahim Soekasah.
Baca juga: Bernhard Limbong batal jadi calon Ketum PSSI, ini penyebabnya
Sebelumnya, dua calon ketua umum PSSI lainnya yaitu La Nyalla Mattalitti serta Brigjen TNI (Purn) Bernhard Limbong sudah terlebih dahulu melakukan hal serupa dengan Fary dan rekan.
Menurut Vijaya Fitriyasa, keputusan keluar dari kongres diawali dari tindakan Fary Djemy Francis yang meminta penjelasan kepada PSSI terkait kongres ketika sidang dibuka oleh pimpinan sidang Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.
Namun, ketika Fary mendekat ke perwakilan FIFA dan AFC untuk menyerahkan keberatan terkait kongres, pihak keamanan menghalanginya.
Baca juga: Dua kandidat bersitegang, suasana sebelum KLB PSSI "memanas"
"Pak Fary lalu didorong untuk menjauh," kata Vijaya.
Melihat situasi itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria meminta kepada pihak yang tidak setuju dengan kongres tersebut untuk meninggalkan ruangan.
"Sebetulnya kami tidak mau 'walk out'. Namun kami diusir sekjen karena dianggap tidak bisa menerima kongres," tutur Vijaya.
Ada beberapa keberatan yang diajukan Vijaya berserta lima rekannya seperti PSSI dianggap ingkar janji dengan tidak memberitahukan apapun terkait tata cara pemilihan ketua umum PSSI kepada calon ketua umum.
Kemudian, PSSI membatalkan debat yang menjadi jembatan para calon ketua umum untuk menemui dan memperkenalkan program-programnya kepada para pemilik suara (voter).
"Kami sebenarnya berharap di kongres ini kami bisa mendapatkan penjelasan. Akan tetapi, kami tidak diberikan kesempatan berbicara, malah diminta meninggalkan ruangan," kata Vijaya, sembari menambahkan bahwa semua yang walk out akan kembali bertemu untuk membicarakan langkah selanjutnya.