Medan (ANTARA) - Batam sedang bersiap menjajaki.kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk membuat hujan buatan guna tetap menjamin ketersediaan air di daerah itu
"Batam tidak punya sumber air sehingga selama ini mengandalkan air hujan yang dikelola.Namun akibat faktor cuaca, hujjan semakin jarang sehingga solusinya harus dibuat hujan buatan," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Waduk, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan (BP) Batam Hadjad Widagdo di Batam, Jumat.
Akibat faktor cuaca, curah hujan di Batam yang rata - rata cukup tinggi atau 2.400 mm per tahun terus berkurang.
Dia mengatakan itu saat menjelaskan tentang pengelolaan air dan limbah serta lainnya di Batam.kepada sejumlah wartawan unit Pemprov Sumut yang melakukan kunjungan ke Batam.
Rombongan wartawan unit Pemprov Sumut dipimpin Kabag Media Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut, Harvina Zuhra dan
Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut Khairul Muslim.
Menuriut Hadjad Widagdo yang didampingi Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat BP Batam, Yudi Haripurdaya menyebutkan, penjajakan kerja sama dengan BPPT sedang dilakukan.
Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, katanya, akan mencaritahu sistem hujan buatan apa yang paling pas yang akan diadopsi untuk kota itu.
"Rencananya tahun 2020, hujan buatan itu akan mulai dilakukan.Tentunya hujan buatan dilakukan hanya untuk saat - saat tertentu seperti saat.krisis hujan," katanya.
Selain membuat hujan buatan, ke depannya BP Batam juga sedang menjajaki pengelolaan air bersih dari air laut.
Ada beberapa negara seperti Korea Selatan sedang menawarkan investasi sektor itu.
Dia menjelaskan, karena tidak ada sumber air, maka selama ini air hujan dikelola.
"Beruntung Sumut dan daerah lain yang punya sumber air banyak," katanya.
Waduk buatan terbesar yang dimiliki Batam adalah Waduk Duriangkang.
dengan volume 78.180.000 m3.
Kemudian Waduk Sei Nongsa dengan volume 720.000 m3, Waduk Sei Boloi 270.000 m3, Waduk Sei Ladi 9.490.000 m3, Waduk Sei Harapan dengan volume 3.600.000 m3 dan Waduk Muka Kuning dengan volume 12.270.000 m3.
Selain waduk itu, BP Batam juga sedang merencanakan pembangunan waduk antara lain Waduk Rempang dengan volume 5.166.400 m3.
Dalam pengelolaan air bersih, BP Batam menyerahkannya kepada PT Adhya Tirta Batam (ATB).
BP Batam, katanya, mengedepankan pelayanan bukan pendapatan dengan alasan ketersediaan air merupakan visi Pulau Batam.
iKabag Media Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut, Harvina Zuhra menyebutkan kunjungan ke Pulau Batam pernah dilakukan lima tahun lalu.
"Namun kali ini kunjungan ke Batam karena wartawan ingin mendapat pencerahan soal pengelolaan air bersih dan limbah industri di Batam yang dikenal cukup bagus," ujarnya.
Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut, khairul Muslim mengatakan, kunjungan ke Batam agar wartawan bisa mendalami soal pengelolaan air dan limbah serta lainnya yang dilakukan BP Batam sehingga bisa menginformasikan secara lebih detil untuk perbandingan dengan pengelolaan di Sumut.