Jakarta (ANTARA) - Perhelatan Sail Nias 2019 diharapkan tidak sekadar mendongkrak popularitas kepulauan itu agar lebih dikenal dunia, melainkan bisa memberikan dampak ekonomi bagi kehidupan masyarakat setempat.
“Inti pariwisata tidak hanya soal mendunia, tapi bagaimana dampaknya terhadap ekonomi masyarakat,” kata International Yacht Rally Organizer Raymond T Lesmana yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Raymond menuturkan saat ini Nias dikenal akan Sorake, surga bagi para peselancar dunia, karena letaknya yang menghadap Samudera Hindia. Meski terkenal, ia menyangsikan kepopuleran pantai itu bisa mengubah roda ekonomi masyarakatnya.
Baca juga: Bupati Nias minta dukungan semua pihak sukseskan Sail Nias 2019
Oleh karena itu, Raymond berharap rangkaian kegiatan Sail Nias 2019 yang akan mencapai puncaknya pada pertengahan September mendatang bisa memberikan dampak bagi masyarakat.
Terlebih, kegiatan sail tidak hanya melibatkan kapal-kapal layar tetapi juga kompetisi selancar dunia yang akan mendatangkan banyak wisatawan.
Raymond menambahkan gelaran sail internasional merupakan salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memicu pembangunan pariwisata di kepulauan tersebut.
Baca juga: Puncak Sail Nias 2019 disandingkan dengan final selancar dunia
Pasalnya, meski Nias punya potensi wisata yang besar, kegiatan selancar atau menyelam saja dianggap tidak akan mampu mendorong pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata.
“Sail ini bisa memicu, misal, dibangunnya pelabuhan atau dermaga wisata di Nias yang nantinya bisa digunakan tidak hanya kapal layar tapi untuk orang menyelam, selancar, mancing, dan lainnya. Untuk memicu konstruksi pertamanya melalui sail ini,” katanya.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur di kawasan pariwisata pun bisa lebih berkelanjutan.
Baca juga: Sail Nias 2019 dorong Nias dikenal komunitas "yachter"
Puncak acara Sail Nias 2019 rencananya akan disandingkan dengan gelaran final kejuaraan selancar dunia dari Liga Selancar Dunia untuk seri kedua Nias Pro yang akan digelar pertengahan September mendatang.
Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olah Raga Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Kosmas Harefa yang dihubungi di Jakarta, Jumat (9/8), mengatakan seri sail kali ini memang berbeda dengan sail pada umumnya yang didominasi pelayar atau yachter.
Puncak acara Sail Nias tidak melibatkan para yachter yaitu karena kondisi ombak pada bulan September yang tidak memungkinkan bagi kapal layar (yacht) untuk berlayar.
Meski demikian, para pelayar telah mendapat kesempatan untuk ikut menikmati Nias dalam Nias Yacht Rally yang diadakan Mei lalu. Kegiatan tersebut juga masuk dalam rangkaian kegiatan Sail Nias 2019.
Baca juga: Sail Nias 2019 dorong Desa Bawomataluo masuk daftar "World Heritage Unesco"