Jakarta (ANTARA) - Syahsyah Syakish Thirof menjadi pecatur termuda Indonesia yang dikirimkan untuk bertanding di kejuaraan 4th Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 di Bangkok, Thailand pada 1 hingga 10 Agustus 2019.
Syahsyah merupakan atlet catur asal Kediri yang masih berusia delapan tahun. Ia merupakan satu dari 11 atlet yang dipercaya PB Percasi mewakili Indonesia bertanding melawan para pecatur internasional.
"Ini pecatur paling muda kita Syahsyah Syakish yang akan melawan pecatur dunia," ujar Ketua PB Percasi Utut Adianto dalam acara pelepasan atlet catur di Hotel Century Park, Senayan, Selasa.
Bertajuk kejuaraan catur junior, Indonesia mengirimkan 11 atlet muda untuk bertanding dengan pecatur asal negara-negara di Asia. Rata-rata atlet Indonesia berusia 12 tahun dan Syahsyah merupakan satu yang termuda.
Ke-11 atlet yang diberangkatkan itu yakni Daniel Hermawan (16), Nur Aini Rasyid (16), Nayaka Budhi Darma (13), Cecilia Natalie (14), Handaru Juan (12), Armenia Zendy (12), Arjuna Satria Pamungkas (10).
Kemudian Aura Cahyati Alifan (10), Elizabeth Christine (17), dan Gilbert Elroy Tarigan (16), dan Syahsyah Syakish Thirof (8).
Sosok Syahsyah memang masih belia. Namun, di usianya yang masih muda itu, ia telah menyabet berbagai gelar juara baik tingkat daerah hingga nasional sejak 2018 hingga 2019.
Pada kejuaraan tingkat daerah, ia berhasil keluar sebagai juara pertama dalam kategori U-7. Berlanjut ke kejuaraan tingkat provinsi, posisi dua kategori U-7 berhasil ia amankan, sehingga berhak ikut dalam kejuaraan nasional.
Tak disangka-sangka, ia juga berhasil keluar sebagai juara pertama saat kejurnas catur yang diselenggarakan di Banda Aceh pada 2018. "Saat di Aceh juara satu akhirnya dikirim ke Bangkok oleh PB Percasi," ujar ayah Syahsyah, Samsul Bahri.
Samsul menceritakan kecintaan anaknya terhadap catur sudah terlihat ketika masih berusia lima tahun. Ia yang mantan camat di salah satu daerah di Kediri sering mengajak jalan-jalan Syahsyah keliling desa.
Kebiasaannya mampir di warung dan menyempatkan diri untuk bermain catur bersama warga setempat ternyata menjadi perhatian Syahsyah. Tanpa diajarkan secara serius, Syahsyah berhasil mengalahkan kakaknya yang notabene diajarkan langsung oleh Samsul.
Melihat potensi itu, ia kemudian memasukkan Syahsyah untuk lebih menekuni olahraga catur di sekolah khusus The King Power Kediri.
"Kemudian setelah les enam bulan, saya beranikan untuk mendaftarkan ke kejuaraan-kejuaraan," kata dia.
Kejurnas catur di Aceh menjadi momentum paling berharga dalam hidup Syahsyah. Siswa kelas 3 SD Islam Al Huda Kediri itu berhasil keluar sebagai juara dan diundang untuk ikut ke kejuaraan dunia.
Kejuaraan 4th Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 ini merupakan kali pertama Syahsyah bisa pergi ke luar negeri, yang tak lain untuk mengharumkan nama Indonesia di olahraga catur.
Samsul tak terlalu membebani Syahsyah untuk bisa menjadi juara dunia pada ajang tersebut. Karena baginya, pengalaman dan pelatihan mental sangat penting untuk tumbuh kembang Syahsyah di kemudian hari.
Samsul bermimpi di masa depan Syahsyah bisa meraih gelar sebagai Grandmaster (GM) catur termuda asal Indonesia. Hal itu tentunya didukung dengan berbagai latihan serta jam terbang yang tinggi di usia muda.
"Semoga anak saya bisa mengharumkan nama Indonesia dalam dunia catur," katanya.