Aekkanopan (Antaranews Sumut) - Pasca beredarnya berita buaya bermunculan sehingga mengakibatkan nelayan di kawasan pesisir Labuhanbatu Utara resah, pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pun turun ke lokasi di Kecamatan Kualuhhilir.
Hal itu dikatakan salah seorang fungsionar Sapma Pemuda Pancasila Labura Ganti Sitorus yang turut mendampingi Arief Hidayat, pejabat BKSDA Wilayah III Asahan meninjau lokasi kepada Antara via telepon, Jumat malam.
"Pak Arief Hidayat langsung turun meninjau lokasi di Dusun Ulak Putat Desa Sei Apung bersama dengan beberapa pengurus Sapma PP Labura pada Jumat pagi," kata Ganti Sitorus yang bersama rekannya Dahrul Simanjuntak dan Febril Gultom mendampingi petugas BKSDA tersebut sambil menambahkan, untuk mencapai lokasi mereka menggunakan sampan motor.
Usai melakukan peninjauan, Arief mengadakan pertemuan dengan masyarakat dan Kepala Desa Sei Apung Marben Manik. Pada kesempatan itu Arief menyarankan warga yang bekerja sebagai nelayan untuk waspada dan mengurangi aktivitas di malam hari. Karena menurutnya, saat- saat seperti itu rawan serangan buaya.
Sedangkan Kades Sei Apung Marben Manik kepada pejabat BKSDA itu mengeluh karena tidak tahu lagi bagaimana mengatasi populasi binatang besar itu. “Kami sudah tak mengerti lagi cemana cara menanggulangi populiasi buaya ini. Tolong bantu kami dalam mengatasi buaya ini,” harapnya.
Diterangkannya, memang buaya tersebut sudah lama ada di daerahnya, tapi tidak menggangu. Tapi belakangan ini, binatang yang dapat hidup di darat dan air itu sudah mengganas. “Sudah dua orang warga saya yang mati akibat serangan buaya. Jangan lagi semoat warga saya yang lain menjadi korban,” jelasnya.
Salah seorang tokoh masyarakat Darmin Simanjuntak mengucapkan terima kasih atas kedatangan petugas dari BKSDA. “Kami sangat berterima kasih untuk kehadiran bapak yang sangat sigap merespon keresahan kami dan mau berbagi solusi untuk menenangkn kami,” katanya.
Ia meminta pemerintah dapat segera mengambil tindakan guna mengatasi kegeliasan warga. “Kami juga memohon kepada pemerintah agar segera cepat bertindak agar rutinitas kami tetap berjalan semestinya,” harapnya.
Hal itu diperkuat lagi oleh Syamsul Bahri yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan. “Kami hanya ingin tenang berusaha karena mencari ikan adalah usaha yang kami punya. Tolong bantu kami pak, agar kami tidak dihantui rasa takut atas serangan buaya yang meresahkan ini,” ujarnya.