Rantauprapat (Antaranews Sumut) - Pasca pelarian 16 orang tahanan Polres Labuhanbatu sejumlah warga binaan Cabang Rumah Tahanan, Labuhan Bilik merasa gerah.
"Warga binaan didalam marah karena tahanan baru buat ulah," kata Kepala Cabrutan Labuhan Bilik, Triadi Boby Permana, ketika dihubungi, Jumat.
Ia menjelaskan, aksi nekat pada Kamis (12/4) malam itu membuat tidak nyaman sesama warga binaan yang terlebih dahulu mendekam di rumah tahanan dalam kawasan pesisir Kabupaten Labuhanbatu ini.
Menurutnya, kondisi ini dapat memicu konflik sosial sesama tahanan. "Kondisi saat ini relatif aman dan pengamanan di dalam Cabrutan di perketat. Kami juga meningkatkan razia dan pemeriksaan tamu keluar masuk," ujarnya.
Boby menyampaikan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Polres, Kodim dan masyarakat untuk mengejar serta mengimbau tahanan melarikan diri untuk menyerahkan diri secara sukarela.
Baca juga: 16 tahanan titipan Polres Labuhanbatu melarikan diri
Tahanan yang melarikan diri dari Blok A kamar 1 dan kamar 2 yakni, Edi Syahputra, Rianto, Harun Rasyid Hasibuan, Sunardi, Dapa Novandi Simangunsong, Peri Sutrisna, M Sukur dan Harianto, keseluruhannya warga Labuhanbatu.
Warga Labuhanbatu Utara yakni, Ramli dan Deny Syahputra Marpaung. Sementara warga Labuhanbatu Selatan yakni, Suwardi, Ridwan Pasaribu.
Sedangkan, Syahrizal warga Kota Tanjung Balai, Carlos Rimula Manik warga Deli Serdang dan Herdianto warga Aceh.
Sebelumnya, 16 orang tahanan titipan Polres Labuhanbatu melarikan diri sekira pukul 01.50 WIB melalui atap ruangan dan melewati pagar dengan melompat mengunakan kayu galangan bangunan.