Asahan, Sumut, 27/11, (Antarasumut) - Ketua PKK Kabupaten Asahan, Hj Winda Fitrika mengujungi bocah penderita tumor mata stadium empat, Firda Hasanah (4,3) di Jalan Kakak tua Lingkungan V Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat.
Istri Bupati Asahan ini berharap seluruh lapisan masyarakat dapat peduli terhadap kondisi Firda, sebab diusianya yang masih kecil seharusnya menikmati dunia bermain, namun karena sakit yang menggerogoti matanya bocah ini harus menahan sakit.
“ Kedepan mari kita tingkatkan kepeduli sejak dini, apalagi persoalan penyakit kanker, kata Winda yang didampingi sejumlahpengurus PKK Asahan, Senin.
Dengan kepedulian masyarakat, Winda beraharap semangat keluarga untuk terus berusaha mengobati Firda tetap tinggi sehingga harapan untuk sembuh bisa diwujudakan. “ Kalau doa pasti akan kita haturkan kepada Firda semoga lekas sembuh dan tetap semangat,†ucap Winda yang juga ketua Yayasan Kanker Indonesia Asahan.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan pengobatan yang dilakukan sudah sesuai dengan standart kedokteran, begitu juga pihak keluarga sudah melakukan pemeriksaan sejak dini.“ Artinya semua sudah benar penangananya. Tinggal menunggu hasil kerja keras dokter dan keluarga,†ucapnya.
Aris menjelasakan sakit yang diderita Firda merupakan tumor golongan ganas. Dan penyakit ini sudah diproses sejak dalam kandungan, maka itu pengobatan harus dilakukan secara bertahap. “ Tumornya berada di dalam retina mata, biasanya tumor diluar mata,†ucapnya.
Semantara itu, Indrawan, ayah Firda menceritakan dari lahir anaknya memiliki kelainan bola mata, hal tersebut mulai terlihat diusia 4 bulan. Dengan kondisi tersebut pihak kelurga mencoba melakukan pemeriksaan dengan mengunakan fasilitas PBJS, mulai dari puskesmas, Rumah Sakit hingga dirujuk RSU Adam Malik Medan dan hasilnya dinyatakan menderita Tumor.
Selama pengobatan, pihak keluraga harus bolak balik Kisaran –Medan untuk melakukan kontrol Kemo. Namun, sejak bulan Agustus lalu atau tiga bulan terakhir anak mereka harus menjalani perawatan di rumah saja, karena biaya sudah mulai menipis dan penyakit tidak mengalami perubahan.
“ Kami tetap berharap anak kami sembuh dan kami ucapkan terimkasih kepada masyarakat yang peduli kepada anak kami,†sebut Indrawan yang kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh harian lepas di perusahaan perkebunan sembari kini pihaknya hanya melakukan perobatan alternatif.