Langkat, Sumut, 8/4 (Antara) - Kelompok nelayan perempuan di Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, berhasil mengolah mangrove (bakau) untuk dijadikan sirup maupun kerupuk, yang produksinya sudah dipasarkan ke luar daerah.
"Produksi dari nelayan perempuan sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Sumatera Utara," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Kabupaten Langkat Tajruddin Hasibuan, di Pangkalan Brandan, Jumat.
Adapun hasil olahan yang dilakukan kelompok perempuan nelayan itu berupa sirup pidada dan kerupuk jeruju yang bahan bakunya berasal dari mangrove yang ada di daerah itu yang kini sudah tumbuh subur, berkat penghijauan yang dilakukan.
"Sudah menampakkan hasil dari rehabilitasi hutan mangrove yang dilakukan beberapa waktu yang lalu ketika itu dilakukan penanam 55.000 batang mangrove pada areal register 8/L Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat.
Selain itu juga kini terjadi peningkatan hasil tangkapan nelayan tradisional dimana hutan mangrove telah menjadi tempat untuk berkembang biaknya biota laut seperti ikan, udang, kepiting, kerang dan lainnya.
"Kelompok nelayan perempuan Langkat kini sudah bisa meningkatkan pendapatan ekonomi mereka dikarenakan adanya penambahan penghasilan dari mengolah mangrove menjadi sirup maupun kerupuk," katanya.
Tajruddin Hasibuan menjelaskan pihaknya akan terus melakukan penanaman mangrove di lahan register tersebut guna kepentingan buat nelayan yang selama ini terabaikan, namun hijaunya mangrove telah memberikan dampak luas bagi peningkatan pendapatan mereka.
Untuk itulah pihaknya bersama kelompok kerja mangrove Keluarga Bahari, Lestari Mangrove, Tunas Baru Satu, akan kembali menghijaukan hutan mangrove yang selama ini masih belum ditanami.
"Masih terdapat 80 hektare lagi yang perlu dilakukan penghiajuan untuk itu pihaknya berharap kepada Pertamina exp Pangkalan Susu, bisa mendukung program tersebut, agar kawasan itu bisa kembali dihijaukan," pintanya.