Medan, 6/10 (Antara) - Barang dari Republik Rakyat Tiongkok hingga Agustus tetap mendominasi impor Sumatera Utara dengan nilai 517,79 juta dolar AS dari total impor daerah itu sebesar 2,549 miliar dolar AS.
"Meski ada penurunan sebesar 3 persen dibandingkan periode sama tahun 2014, tetapi nilai impor dari RRT (Republik Rakyat Tiongkok) tetap mendominasi," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba di Medan, Selasa.
Kontribusi RRT itu mencapai 20,31 persen dari total impor Sumut hingga Agustus.
Sumut mengimpor banyak produk dari RRT mulai besi dan baja, mesin, pesawat mekanik, peralatan listrik, pupuk, plastik, bahan bakar mineral hingga sisa industri makanan.
Pada tahun ini, hanya impor peralatan listrik dan pupuk yang mengalami penurunan dari RRT.
"Selebihnya, impor produk lainnya dari RRT bertambah.Harus diakui, banyak produk RRT yang diimpor Sumut," katanya.
Di tengah impor yang sedang turun, ekspor Sumut ke negara itu juga menurun bahkan lebih besar hingga 27,47 persen.
Data, katanya menunjukkan, pada tahun 2015, nilai ekspor Sumut ke RRT tinggal 524,655 juta dolar AS dari 2014 yang 723,348 juta dolar AS.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, menyebutkan, hampir seimbangnya nilai ekspor dan impor Sumut dan RRT itu harus mendapat perhatian serius.
"Ancaman terjadi defisit perdagangan Sumut dan RRT harus diatasi. Apalagi mulai akhir tahun ini sudah akan masuk era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang dinilai akan membuka peluang semakin besarnya masuk barang impor," katanya.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu menegaskan, pemerintah sudah harus lebih banyak mendukung perkembangan industri di dalam negeri agar impor bisa ditekan.
"Barang-barang yang diimpor Sumut dari RRT seperti besi dan baja serta pupuk ada diproduksi perusahaan nasional.Jadi kenapa harus mengandalkan impor," katanya. ***3***