Warga Medan Mengaku Bingung dengan MEA
Rabu, 5 Agustus 2015 7:06 WIB 1522
Medan, 4/8 (Antara) - Sejumlah warga Kota Medan mengaku masih bingung dengan kerja sama Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan di penghujung tahun 2015.
Dalam reses anggota DPRD Sumut Brilian Moktar di Dapil Sumut 1 di Medan, Selasa, salah seorang warga Kota Medan Rivai Parinduri mengatakan masyarakat cukup sering mendengar tentang pemberlakuan kerja sama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut.
Namun masyarakat tidak tahu persiapan yang perlu dilakukan agar dapat mengambil manfaat dari kerja sama ekonomi antarnegara di Asia Tenggara tersebut.
Masyarakat hanya mengetahui bahwa jika kerja sama tersebut diberlakukan, pengusaha dari negara lain akan bebas melakukan berbagai usaha di Indonesia.
Dengan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan yang ada saat ini di Tanah Air, masyarakat khawatir tidak akan mendapatkan manfaat apa pun dari pemberlakuan MEA tersebut.
"Kami khawatir, nanti kita justru hanya menjadi kuli di negeri sendiri," katanya.
Warga Kota Medan lainnya Joseph Sijabat mengatakan, salah satu sektor yang dikhawatirkan akan tertinggal dalam MEA tersebut adalah pelayanan bidang kesehatan.
Dari berbagai informasi yang didapatkan, masyarakat sangat mengagumi konsep pelayanan kesehatan di luar negeri yang sangat menghargai pasien.
Kondisi itu berbeda jauh dibandingkan dengan kualitas pelayanan kesehatan di Tanah Air, termasuk di Kota Medan yang dinilai kurang memprioritaskan masyarakat sebagai konsumen.
Salah satu aspek yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah kualitas pengurusan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dinilai semakin memberatkan masyarakat.
Ia mencontohkan adanya ketentuan untuk melampirkan rekening listrik dalam pengurusan BPJS. "Kenapa harus ada syarat seperti itu. Kita bukannya mau mengurus kredit kendaraan," katanya.
Menanggapi keluhan warga itu, anggota DPRD Sumut Brilian Moktar mengakui bahwa sejumlah pemerintah daerah kurang memiliki program untuk mempersiapkan masyarakatnya dalam menghadapi MEA.
Salah satu daerah itu adalah Sumut. "Bukan hanya belum siap, tetapi Pemprov Sumut tidak memiliki program," katanya.
Menurut Brilian, beberapa negara di Asia Tenggara telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi MEA tersebut agar dapat mengambil peran dan manfaat bagi negaranya.
Ia mencontohkan kebijakan pemerintah Thailand yang mempersiapkan mahasiswanya untuk belajar bahasa Indonesia sehingga dapat berperan jika menjalankan usaha di Tanah Air.
"Namun kita belum pernah mendengar, ada mahasiswa Indonesia yang dipersiapkan untuk mendalami bahasa Thailand," kata politisi PDI Perjuangan itu. ***3***
(T.I023/B/I. Sulistyo/I. Sulistyo) 04-08-2015 19:07:42