Simalungun, Sumut, 25/7 (Antara) - Pemuka lintas agama di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB sepakat menjaga kerukunan dan kondusivitas di Tanah Habonaron do Bona ini.
Pemuka agama mewakili Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu menandatangani pakta integritas Kesepakatan Bersama Lintas Agama, di Aula Kompol Andar Siahaan, Mapolres Simalungun, di Pamatang Raya, Jumat.
Dalam kesepakatan itu juga ditegaskan penolakan terhadap kekerasan, provokasi isu SARA dan senantiasa mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan segala permasalahan yang timbul di daerah ini.
Kapolres, AKBP Heri Sulesmono mengatakan, pihaknya mengadakan ramah tamah antara TNI, Polri, pemerintah kabupaten dan FKUB dalam upaya mencegah konflik SARA, seperti peristiwa Tolikara, Papua.
"Mari kita pantau, waspadai dan saling menghormati keyakinan pemeluk agama di daerah ini, supaya Simalungun tetap kondusif," ajak Heri.
Dandim 0207/Sml, Letnan Kolonel Inf Oni Kristiono mengatakan, konflik SARA hanya menimbulkan korban dan kesengsaraan antarpemeluk agama masing-masing.
Untuk itu Dandim berharap pemuka agama berperan aktif memberikan pencerahan kepada masyarakat, karena imbauan mereka lebih dituruti.
"Kejadian di Tolikara mari kita jadikan pengalaman pahit dan ambil hikmahnya untuk kedepan," kata Oni.
Sementara Bupati Simalungun, JR Saragih diwakili Sekretaris Daerah, Gidion Purba mengajak elemen masyarakat untuk mengedepankan kearifan lokal, seperti kekerabatan dalam menyelesaikan masalah.
Kabupaten Simalungun sampai saat ini rukun kata Gidion, karena kekeluargaan kuat, sehingga pemerintah pusat memberikan penilaian daerah berpenduduk majemuk ini sebagai contoh kawasan rukun. ***4***
Nurul H
(T.KR-WRS/B/N. Hayat/N. Hayat) 24-07-2015 1
Pemuka Agama di Simalungun Sepakat Jaga Kerukunan
Sabtu, 25 Juli 2015 0:12 WIB 1765