Medan, 10/5 (Antara) - Literasi atau kemampuan memahami tentang pasar modal di tengah masyarakat Indonesia masih sangat rendah atau hanya 3,79 persen akibat beberapa faktor khususnya anggapan bahwa untuk masuk ke pasar bursa memerlukan modal besar.
"Secara keseluruhan, literasi produk keuangan di Indonesia memang masih rendah. Tetapi pasar modal paling rendah atau 3,79 persen," kata Direktur Pengawasan Bank Kantor Regional 5 Sumatera Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lukdir Gultom di Medan, Minggu.
Adapun literasi sektor perbankan sudah mencapai sebesar 21,80 persen dan bidang asuransi, 17,84 persen.
Beberapa penyebab rendahnya literasi keuangan khususnya pasar modal adalah kurangnya pemahaman masyarakat dan faktor ekonomi.
Masyarakat masih cenderung menilai untuk bermain di pasar modal perlu biaya atau uang banyak.
Padahal, katanya, pasar modal sudah go ritel dan semakin hari bertambah murah.
"Oleh karena itu, maka OJK merasa perlu terus meningkatkan sosialisasi khususnya di pasar modal yang potensinya masih sangat besar," katanya.
Analis pasar modal, Ryan Filbert menyebutkan, saat ini adalah waktu tepat masuk ke pasar modal khususnya pada saham-saham perusahaan besar di mana harga saham sedang terkoreksi.
Saat ini dinilai merupakan waktu tepat karena ada prakiraan akhir tahun perekonomian Indonesia yang masih akan tetap baik. ***3***
(T.E016/B/T. Susilo/T. Susilo) 10-05-2015
OJK: Literasi Pasar Modal Masih 3,79 Persen
Minggu, 10 Mei 2015 23:14 WIB 1381