Doloksanggul, Sumut 27/8 (Antara) - Sejumlah pengendara mengeluhkan pengurangan pasokan bahan bakar minyak (BBM) pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Doloksanggul, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, karena sulitnya memperoleh BBM.
"Terbatasnya stok BBM di SPBU itu mengakibatkan antrian panjang kendaraan hingga dua kilometer saat melakukan pengisian, sehingga aktivitas masyarakat terganggu," kata Baringin Lumban Gaol salah seorang pengendara di Doloksanggul, Rabu.
Dalam sepekan terakhir ini, kata dia, hampir setiap hari masyarakat kesulitan memperoleh BBM, akibat kelangkaan di SPBU maupun pada sejumlah pedagang pengecer yang ada di daerah tersebut.
Padahal, menurutnya, aktivitas perekonomian warga di daerah agronomi tersebut tidak terlepas dari pasokan BBM, khususnya untuk pengelolaan lahan pertanian dan perdagangan masyarakat.
Antrian panjang yang terjadi dalam sepekan terakhir, terutama pada saat hari Jumat, sebagai hari pekan, karena banyaknya kendaraan dari luar kota yang melakukan pengisian BBM di SPBU Dolok Sanggul.
Dolok Sanggul, merupakan salah satu kawasan transit perdagangan untuk agrobisnis dan barang-barang kebutuhan rumah tangga.
"Banyak truk barang dari luar kota yang mengantri panjang, sehingga kami menjadi terganggu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, padahal BBM jenis solar itu sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kenderaan kami," kata Baringin.
Hal senada dikemukakan pengendara lain dari desa Simangaronsang, Anto Purba (34) yang menyebutkan, pembatasan jumlah BBM bersubsidi di daerah non-subsidi semestinya harus dipertimbangan, mengingat Doloksanggul merupakan daerah yang tidak memiliki fasilitas SPBU non-Subsidi.
Menurutnya, pada era perkembangan industri saat ini, petani kecil juga sudah ketergantungan untuk menggunakan bahan bakar.
Sementara itu, pengelola SPBU di Dolok Sanggul, SP Simamora mengatakan, selaku operator pihak perusahaan, mereka sangat memaklumi keluhan pelanggan yang mengisi BBM di SPBU mereka.
Menurutnya, pembatasan BBM bersubsidi tersebut berlaku di seluruh Indonesia tanpa terkecuali.
Lebih rinci, Simamora menjelaskan, setiap harinya terjadi pengurangan pasokan BBM sebanyak 10 hingga 15 persen dari total rata-rata 18 ton per hari di SPBU miliknya.
Hal tersebut, kata dia, menimbulkan dampak besar, karena jumlah kendaraan di Dolok Sanggul setiap harinya bertambah, termasuk kendaraan-kendaraan yang melintas di daerah tersebut.
Sebagai pihak operator yang merupakan pengelola penjualan BBM untuk umum, pihaknya tidak bisa membatasi pengisian BBM untuk kendaraan umum.
"Untuk itu, masyarakat perlu didukung dalam mendesak pemerintah agar memberikan keistimewaan kepada daerah yang tidak memiliki SPBU non-subsidi," katanya. ***3***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/C/Suparmono/Suparmono)